Hari ini 17 Agustus 2021, negeri ini genap 76 tahun merdeka dari penjajahan sadis nan mengerikan dari negeri "londo" Belanda yang mengeksploitasi republik ini tanpa ampun ratusan tahun, tidak saja menguras habis-habisan sumber daya alam bangsa ini tetapi juga menyengsarakan masyarakatnya tanpa perikemanusiaan.
Perjuangan panjang tanpa henti oleh putra-putri negeri ini melawan imperialisme tidak sia-sia dengan merebut kendali dan memerdekakan sehingga memperoleh kedaulatan atas negeri sendiri tanpa campur tangan si penjajah kembali.
Memang, makna kemerdekaan itu menjadi begitu sakral bagi republik ini, sebab berada dibawah penjajahan negara lain penuh penderitaan, layaknya berada dalam penjara kehidupan. Hidup di negeri ini, tetapi diatur dan dikendalikan oleh orang lain, itulah penjajahan tanpa kemerdekaan dalam segala hal.
76 tahun bangsa ini sudah menjalani kemerdekaan, dan terus menerus memperbaiki, merekonstruksi bahkan merestorasi dan membangun bangsa kepulauan ini tanpa lelah dan tiada jeda sama sekali. Republik ini terus saja bekerja, berkarya, berinovasi serta memajukan kehidupan setapak demi setapak menuju cita-cita luhur yang sudah difondasikan sejak awal, dan terutama ketika merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Bukan pekerjaan mudah, apalagi ringan ringan saja, tetapi membangun ribuan pulau di seantreo wilayah nusantara dengan keragaman kehidupan yang luar biasa, tidaklah mudah. Untuk disimpulkan bahwa beragam problem, baik secara geografis maupun secara demografis penuh tantangan yang berat.
Keragaman kehidupan menjadi potensi beragam masalah yang cenderung mengancam lajunya perubahan dan kemajuan yang hendak digapai oleh bangsa ini. Sehingga dibutuhkan tokoh-tokoh perekat yang mampu menjadi katalisator kesatuan dan persatuan negeri ini tetapi bersatu mengisi kemerdekaan.
76 tahun bukan waktu singkat, tetapi sangat lama. Bahkan generasi yang hidup dizaman kemerdekaan, dipastikan saat ini usia mereka sudah diatas 76 tahun, sebutkanlah angka usia 80-an tahun keatas, yang jumlahnya tidaklah terlalu banyak lagi. Yang sekarang hidup adalah generasi milenial dan generasi Z yang lahir, berkembang dalam suasana pembangunan yang sudah maju ketimbang zaman kemerdekaan.
Makna kemerdekaan bagi generasi Y, Milenial, Generasi Z dan generasi digital bukan lagi melawan negara lain yang menjajah, tetapi bagaiman mengisi hidup mereka dengan berkarir, tidak saja secara lokal dan nasional tetapi global dan internasional.
Tetapi, mengapa setiap Agustus, khususnya 17 Agustus selalu dirayakan HUT Kemerdekaan negeri ini dengan pola yang sama? Bahkan dengan nuansa warna yang sama, serba merah dan dimana-mana dan putih kemana-mana?