Dalamnya lautan dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu ~ Peribahasa
Seorang karyawan dapat digambarkan dengan peribahasa lawas yang berbunyi, "dalamnya lautan dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu", bahwa karyawan sebagai manusia sesungguhnya unik dan penuh misteri kalau dibandingkan dengan sumber daya lain yang ada dalam sebuah organisasi atau dalam perusahaan.
Sebagai manusia, apa yang nampak secara fisik dari seorang karyawan belum tentu mencerminkan apa yang sesungguhnya ada di dalam pikiran dan hatinya.
Senyuman tidak selalu menunjukkan hati yang gembira dan bersyukur, dan sebaliknya anggukan tidak selalu menjadi kemurnian persetujuan terhadap sebuah pendapat orang lain.
Apa yang ada di dalam hati dan pikiran seorang karyawan tidak semua pimpinan mampu mengetahuinya secara tepat. Bahkan lebih "gawat" lagi kalau si karyawan sendiri juga tidak memahami apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Dan tentu saja ini menjadi persoalan serius dalam lingkungan pekerjaan yang harus didorong untuk mewujudkan tujuan dan target tertentu.
Artinya, akan sangat mudah bagi seorang direktur atau seorang manajer dalam sebuah perusahaan apabila memahami secara tepat apa yang ada dalam hati dan pikiran seorang karyawan.
Sebab, tidak selalu semua hal diungkapkan secara terang-terangan oleh seorang pegawai kepada atasan atau pimpinannya. Dan tentu saja, ada banyak faktor yang ikut mempengaruhinya.
Seorang pakar dalam ilmu kepemimpinan mengidentifikasi ada lima kebutuhan karyawan yang tidak terucapkan tetapi sangat penting, mendasar dan menjadi jati diri seorang pegawai untuk mencapai kinerja terbaiknya.
Hyler Bracey, at.al dalam bukunya berjudul Managing from the Heart (Daft, 2018) menyebutkannya sebagai "five unspoken employee needs", yang mana meliputi:
- Hear and understand me.
- Even if you disagree with me, please don't make me wrong.
- Acknowledge the greatness within me.
- Remember to look for my loving intentions.
- Tell me the truth with compassion.
Kelima kebutuhan yang tidak terucapkan ini dipastikan bukan menyangkut hal yang sifatnya material, apalagi hanya sekadar urusan gaji dan fasilitas yang diinginkan oleh semua karyawan.