Pemerintah sudah mengeluarkan larangan mudik lebaran, tetapi larangan tetap larangan dan mudik tetap mudik. Di lapangan kisahnya menjadi lain.
Sarat dengan kontradiktif, karena larangan itu tinggal larangan, arus mudik terus saja mengalir bagaikan arus banjir. Dihalau di pintu satu keluar ke pintu lain. Akhirnya jalan memutar dan mengelilingi hingga jalan tikus-tikus menjadi kisah penuh "pilu" bagi para pemudik yang nekat.
Perjuangan menembus banyak rintangan di jalan, sampai ke desa yang dirindukan, tetapi dijemput aparat desa dan dikarantina.
Tidak sedikit yang menyesal, karena niat mulia berkumpul keluarga yang sudah lama tak bersua akhirnya nginap di rumah isolasi hingga reaksi antigen nanti hasilnya negatif, dan kembali ke Jakarta.
Pemudik nekat, dihambat di pintu-pintu utama, di titik-titik periksa, tetap saja nekat menembus demi mengobati rindu kampung. Dan cerita nekat mudik bertebaran dimana-mana, termasuk naik becak mesin antara Medan ke Aceh hingga nekat berjalan kaki bersama keluarga.
Pemberitaan pun diwarnai terus oleh kesibukan dan ketegangan para petugas untuk menghadang dan menghalau serta memutarbalik yang nekat mudik.
Banyak yang harus kembali ke rumah dan gagal mudik, tetapi tidak sedikit juga yang berhasil dengan beragam cara. Termasuk jebolnya pintu hambatan di kawasan Kedung Waringin, Kabupaten Bekasi Jawa Barat pada Minggu 9 Mei 2021 jelang tengah malam.
Video jebolnya Kedung Waringin ini didominasi oleh ribuan sepeda motor yang nekat mudik menjadi viral di media sosial. Tampaknya para petugas seperti pasrah dan tidak mampu menghambat "banjir bandang" pemudik nekat.