Panggilan pemeriksaan dari KPK untuk diperiksa pada hari Jumat kemarin, 7 Mei 2021, tidak dipenuhi oleh Azis Syamsuddin yang dikatakan oleh Ketua KPK Firli Bahuri terkait penanganan kasus suap terhadap penyidik KPK AKP Stepanus Robin Pattuju oleh Syahrial Wali Kota Tanjung Balai non aktif. Pemeriksanaan yang ditunggu-tunggu sejak hari Senin oleh publik baru dilakukan walaupun si Azis tidak memenuhinya alias mangkir.
Setelah dipastikan tidak memenuhi panggilan tersebut, kemudian menjadi percakapan hangat di media online bahkan lebih seru lagi di group-group media sosial. Walaupun publik sudah menduga ketidakhadiran Azis pada panggilan pertama ini, tetapi menjadi menarik mengingat implikasi kasus ini akan menyentuh banyak isu.
Tidak saja karena sedang hangat Sidang MK terkait tuntutan publik terhadap terbitnya revisi UU tentang KPK, tetapi juga posisi seorang Wakil Ketua DPR RI dari Partai Golkar ini yang nota bene salah satu pendukung terpilihnya Presiden Jokowi-Amin pada Pilpres 2019.
Mencermati begitu terang benderangnya kasus suap ini, yang melibatkan tokoh politik muda dari Partai Golkar ini, dalam mempertemukan antara Syahrial dan Robin yang diberitakan terjadi di rumah sang Politikus berlambang beringin warna kuning ini. Seberapa jauh masuk dan terlibat sehingga suap menyuap senilai miliaran ini terjadi dan ditangkap oleh KPK.
Pemanggilan pemeriksaan Azis pada hari Jumat kemarin, menjadi mitos kecil dikalangan publik dan berandai-andai kalau Azis datang diperiksa oleh KPK dan KPK menemukan indikasi kuat, bisa saja langsung ditahan di dikenakan baju warna khusus KPK. Dan kalau ini yang terjadi, "tamatkah" karir politik si Azis Syamsuddin?
Pertama, mari kita lihat dari sisi Azis dalam menghadapi pemeriksaaan oleh KPK dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Secara normatif, logika publik mengatakan begini : "bila Azis tidak merasa terlibat dan bersalah secara hukum, maka harusnya dia datang memenuhi panggilan KPK". Tujuannya satu saja, agar ada klarifikasi kepada publik dan namanya bersih bagaikan salaju.
Ini sangat menarik, karena sejak terungkapnya kasus suap petugas penyidik KPK AKP Robin ini, nampaknya belum ada satu statemen dari Azis. Atau saya yang mungkin kehilangan beritanya!
Sebab, semakin dia bungkam maka rasa penasaran dan kecurigaan publik semakin kencang. Dan untuk menyelesaikannya harus ada penjelasan.
Kalau dia terlibat, dan ini yang publik lihat dari kisah terjadinya kasus ini, maka derajat keterlibatannya sampai dimana? Sebab, publik juga sedang mendesak agar komite etik di dewan segera memprosesnya. Kurang lebih seperti yang pernah dialami oleh bos pendahulunya, Setya Novanto yang akhirnya nasibnya kandus di penjara juga.
Mungkin saja Aziz melihat kemungkinan terjelek dalam kasus ini, bahwa dia akan ditahan. Maka lebih baik main ulur, atau menghindar sementara dulu. Sambil melakukan lobi-lobi politik untuk itu.