Beberapa jam lagi kita akan akhiri tahun 2020 dan menutup lembaran terakhir tahun yang dikenang oleh seluruh umat manusia di jagad ini, sebagai revolusi kehidupan yang mengubah jalan hidup manusia, bangsa dan negara secara global dan meninggalkan begitu banyak lesson learned untuk menata ulang perjalanan hidup memasuki tahun 2021 dan tahun-tahun selanjutnya yaitu new normal life atau kenormalan baru.
2020 adalah Tahun Covid-19
Sebelum mengatakan good bye tahun 2020, mari kita mencatat hal penting untuk mengingat bahwa tahun ini dikenang sebagai "Tahun Covid-19" yang telah memporak-porandakan tatanan kehidupan umat manusia sedunia yang sama sekali belum siap menghadapi Pandemi Covid-19. Dan seluruh sumber daya yang dimiliki, bahu membahu semua negara untuk menghadapi dan melumpuhkan virus corona ini.
Virus corona yang berawal dari kota Wuhan di Cina yang pertama kali muncul di awal Januari 2020 dan terus merangsek keseluruh negara manapun tanpa pilih buluh. Tidak peduli negara maju atau negara miskin, orang kaya atau orang miskin, raja atau rakyat jelata, Presiden ataupun warga negara virus corona terus saja menyebar dan menyebar.
Korbanpun berjatuhan tiada ampun, pertambahan kasus positifpun terus melonjak bagaikan deret ukur kuadrat tanpa ampun. Akibatnya kepanikan, ketakutan, dan melumpuhkan sistem kehidupan publik. Mulai dari krisis kesehatan, melebar ke tatanam ekonomi dan bisnis, dan lalu beranak pinak masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Worldometer.com mencatat hingga saat ini 31 Desember 2020, jumlah kasus telah menembus angka 83.043.624 orang diseluruh dunia, dengan 1.810.923 jiwa telah meninggal akibat virus corona ini, dan angka kesembuhan pada 50.850.896 kasus, dan telah menyebar di 218 negara diseluruh bumi ini. Sementara di Indonesia sendiri hingga hari ini telah mencapai 735.124 kasus, kematian sudah 21.944 orang, dan kesembuhan di 603.741 orang. Dan 34 propinsi di Indonesia sudah menyebar dan nyaris semua kabupaten/kota juga kena kecuali hanya 4 saja yang masih bersih.
Bagaikan mimpi disiang bolong, seakan petir menyambar dimana-mana. Kurang lebih demikianlah kenapnikan secara global. Anjuran untuk Work From Home (WFH) menolong mengurangi tensi penyebaran sementara vaksin sedang dicari. Tetapi disisi lain melumpuhkan kegiatan ekonomi kerana mobilisasi fisik manusia dibatasi bahkan dihentikan sama sekali.
Proses produksi terganggu, distribusi terhambat karena memang konsumsi publik juga menurun drastis. Akibatnya pertumbuhah ekonomi anjlok melotok bagaikan air terjun. Lalu resesi ekonomi adalah buahnya. Pertanda situasi semakin berat dan susah.
Hampir 10 bulan Indonesia menghadapi badai virus corona. Up and down, trade-off dimana-mana, pemerintah all out melakukan yang terbaik buat negeri. Semua sumberdaya, mulai dari pusat hingga ke daerah diarahkan melawan penyebaran virus misterius ini. Dan hasilnya masyarakat semua bisa merasakan.
Kita mampu melampaui tahun 2020 ini dengan kinerja yang tidak jelek-jelek amat. Paling tidak dibawah pemerintahan Jokowi, semua mengandalkan anak negeri untuk bersinergi habis-habisan keluar dari kemelut dan dilema corona ini. Bahkan agenda-agenda penting seperti Pilkada serentak pun mampu dituntaskan dengan baik. Pun dinamika bahkan friksi politik dalam negeri, mampu dikelola dengan elegan oleh Presidein Jokowi.
2021 adalah Tahun Vaksinasi