Investing.com menulis berita dengan judul "Senin, 28 Desember 2020: IHSG Mengamuk Jelang Pergantian Tahun!" yang menjelaskan keperkasaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menembus kembali IHSG normal yang kembali pada angka diatas 6000.
Perdagangan kemarin Senin IHSG ada pada 6.090,27. Dan pada perdagangan hari ini, Selasa 29 Desember 2020 dibuka dengan tertinggi pada 6.121,65 pada pukul 09.30. Ini adalah IHSG tertinggi sejak ambruk pada 24 Maret 2020 hingga IHSG ada di 3,900-an.
Kalau hari ini IHSG mengamuk, maka ini kali kedua IHSG dianggap mengamuk oleh pelaku di pasar modal. Sebab pada Kamis 26 Maret 2020 yang lalu, CNBC Indonesia menulis hal yang sama yaitu IHSG Mengamuk. 10 bulan yang lalu, pergerakan IHSG melesat hingga 5% dan kembali pada harga 4.125 hanya ada waktu sangat singkat di awal sesi perdagangan pada waktu itu.
Perdagangan sejak kemarin nampak pergerakan yang luar biasa dari dinamika transaksi sehingga memperlihatkan antusiasme dari para investor untuk memanfaatkan peluang yang masih ada.
Baik yang berburu saham-saham terbaik, maupun mereka yang juga meengambil profit dari keuntungan setelah agak lama menahan saham-saham terbaik mereka. Hitung-hitung, untuk memenuhi kebutuhan libur panjang Natal dan Tahun Baru.
Inveting.com memberikan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengamuk jelang pergantian tahun, di mana tersisa tiga hari perdagangan bursa sebelum libur tahun baru 2021 Kamis mendatang. IHSG dibuka hijau 0,97% ke level 6.067,00 pada sesi pertama, Senin, 28 Desember 2020.
Bursa mencatat, pada menit-menit awal perdagangan sudah terhimpun nilai jual bersih sebesar Rp6,60 miliar. Sejumlah 728,19 juta saham diperdagangkan dengan frekuensi 33.815 kali dan membukukan nilai transaksi harian sebesar Rp446,29 miliar. Pergerakan saham yang terpantau meliputi 255 saham naik, 37 saham turun, dan 165 saham lainnya stagnan. Bersama dengan IHSG, tiga indeks saham Asia lainnya juga menghijau, yakni Nikkei naik 0,35%, Hang Seng naik 0,40%, dan Strait Times naik 0,19%. Hanya Shanghai yang kini memerah sebesar 0,26%.
Tembusnya kembali IHSG di atas 6000 merupakan konformasi yang sangat kencang tentang dinamika pasar yang nampak sudah normal. Perilaku investor menjadi refleksi dinamika ekonomi dan bahkan stabilitas yang sedang dialami oleh Indonesia dan juga global secara umum. Kekuatiran nampak menjadi sirna dan aura optimisme yang sangat kuat bahwa memasuki tahun 2021 akan lebih baik dan baik.
Mencermati kajian para analis dan pengamat, bahwa faktor serius membuat IHSG mengamuk adalah naiknya harga CPO yang dinilai cukup kuat diatas angka 3500 ringgit perm-ton, juga faktor reaksi cepat pemerintah Indonesi menutup kemungkinan akses WNA memulai tahun 2021 agar menghalau penyabaran wabah virus corona yang sedang tren di Eropa.
Kemudian dinamika politik di negaranya Donald Trump ikut memberikan sentimen menarik sehingga IHSG menjadi perkasa. Publik mengikuti bahwa Presiden Donald Trump menanda tangani kesepkatan stimulus AS sehingga menjadi faktor pendorong naik secara menyeluruh bursa di Asia.