Di tengah kenaikan serius kasus Covid-19 belum ada tanda-tanda menurun, suhu panggung politik negeri ini semakin meningkat naik dan serius pula. KAMI atau Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia membuat deklarasi besar yang mencuri perhatian publik.
Bukan saja karena suasana hangat perayaan HUT RI ke-75, juga tokoh-tokoh yang tampil dalam deklarasi ini. Sulit untuk tidak mengatakan ini nampaknya urusan "sakit hati" yang tersisih dari panggung politik saat ini.
Seperti diberitakan oleh cnnindonesia.com, deklarasi yang di gelar di depan patung Proklamator ini dihadiri oleh tokoh-tokoh yang sangat akrab dengan publik karena gerakan dan gebrakan politik yang diambil selalu menjadi referensi publik dalam mengkritisi rezim yang saat ini sedang berkuasa, antara lain :
- Achmad Yani,
- Rocky Gerung,
- Din Syamsuddin
- Gatot Nurmantyo
- Rochmad Wahab
- Meutia Farida Hatta
- MS Kaban
- Said Didu
- Refly Harun
- Ichsanuddin Noorsy
- Lieus Sungkharisma
- Jumhur Hidayat
- Abdullah Hehamahua
- Amin Rais
Barangkali istilah "sakit hati" terlalu vulgar untuk menggambarkan semangat yang mengalir dalam diri sejumlah tokoh yang menghadiri dan bahkan menjadi bagian kunci dalam munculnya KAMI ini yang dideklarasikan tepat pada hari lahir Pancasila seperti yang dijelaskan oleh Din Syamsuddin beberapa hari sebelumnya. Dan dalam rangka ikut merayakan HUT Kemerdekaan RI ke 75.
Mungkin yang pas untuk menggambarkan gerakan dari kelompok ini adalah tersisih secara politik dari arus kekuatan dan kekuasaan yang sedang merenda seluruh sumber daya dan mengokohkan posisi untuk "mengawal" perjalanan republik ini. Artinya pula, disana ada persaingan sengit untuk memperebutkan kekuasaan menjadi pengendali bangsa ini paling tidak pada Pemilu 2024 nanti.
Betul sekali, secara politik, ketika Anda kehilangan panggung poliitk itu, maka sesungguhnya riwayat politik Anda tamat sudah dan Andaakan masuk kotak saja, atau juga "kotak sampah". Tidak berguna dan tidak bermanfaat. Nampaknya, itulah politik dan sah-sah saja semua proses itu berjalan dan mengalir.
Maklumat KAMI ada 10
KAMI mengokohkan eksistensinya melalui deklarasi yang ditandai dengan 10 maklumut untuk dicermati oleh publik, dan tentu saja juga para politisi dan penguasa di Indonesia. Seperti diberitakan juga oleh cnnindonesia.com inilah butir-butir eksistensi dari KAMI :
Mencermati maklumat yang dibacakan oleh Achmad Yani yang disebut sebagai "Jati Diri" organisasi KAMI ini, nampak tidak ada yang luar biasa.
Bahkan cenderung sebagai sebuah normatif yang juga dilakukan oleh banyak ormas dan kelompok publik yang ada di dalam negeri ini. Menjadi kewajiban semua orang warga negeri ini untuk ikut mengawal dan berpartisipasi secara aktif, konsisten dan persisten demi ikut mewujudnyatakan cita-cita luhur pendiri Bangsa Indonesia ini.