Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Bayang-bayang Krisis Ekonomi pada Hari Buruh 2020

Diperbarui: 2 Mei 2020   01:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://kompas.id/label/hari-buruh-internasional/

Hari Buruh sedunia 2020 menjadi berbeda 180 derajat dari biasanya, yang penuh dengan hiruk pikuk karena demo besar-besaran dari organisasi perburuhan. Sebagai akibat dari pandemi Covid-19, peringatan dan perayaan tidak bisa dilakukan seperti tahun tahun sebelumnya karena pemberlakuan social distancing yang sudah hampir menyeluruh.

Di Indonesia yang sudah menetapkan setiap 1 Mei sebagai libur nasional, tidak ubahnya dengan hari kemarin-kemarin sejak PSBB diberlakukan. Work from home, dan stayed at home, and everything doing at home.

Yang lebih penting untuk dirisaukan, dan tentu saja diantisipasi secara strategis adalah bayang-bayang krisis ekonomi global yang kuartal pertama saja di hampir semua negara besar, sebutkan saja negara-negara G-20, sudah menunjukkan indikasi kuat untuk itu. Dan kalau quartal kedua masih juga berada pada kontraksi yang sama maka dipastikan akhir tahun 2020 adalah resesi ekonomi dunia.

Tahapan krisis menuju resesi ekonomi dunia akan menjadi  mimpi buruk bagi para tenaga kerja di berbagai negara di dunia ini. Tidak terkecuali Indonesia yang juga masuk dalam salah satu negara G20. Dan dipastikan buruh juga akan mengalami kesulitan yang semakin berat.

Multi efek akan dirasakan oleh semua masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang sumber pendapatannya hanya dari pekerjaan sebagai employee di suatu peruashaan. Dan ketika perusahaan terdampak Covid-19, maka putuslah sumber pendapatan itu. Dan bila tidak diantisipasi sejak sekarang, maka situasi yang semakin berat akan dialami oleh masing-masing keluarga pekerja itu.

Pengangguran Meningkat Tajam

Tidak hanya Indonesia yang mengalami pengangguran akibat penyabaran virus corona ini. Hampir semua negara yang terpapar Covid-19, menurut data worldometer sudah 210 negara, menghadapi pengangguran besar-besaran.

Negara adi daya Amerika Serikat saja, berdasarkan pemberitaan, per akhir Maret 2020 pengangguran telah menyentuh angka 30,3 juta orang. Sesuatu yang menjadi momok karena akan menambah beban pemerintahan bagi support kehidupan para penganggur itu.

Dilansir dari katadata.co.id  di Indonesia angka penganguran pada tahun 2020 bertambah sekitar 2,92 hingga 5,23 juta orang. Dan angka kemiskinan juga bertambah sekitar 1,16 sampai 3,78 juta orang. Belum lagi mereka yang selama ini sudah berada dalam posisi menganggur dan miskin.

Bila ini menjadi kenyataan pada tahun 2020, maka implikasi sosial dan ekonominya akan sangat banyak dan luas. Dan karenanya, area ini akan menjadi bagian strategis untuk segera diantisipasi dan dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Kalau tidak, maka baying-bayang krisis ekonomi bisa menjadi kenyataan yang lebih cepat datang di bumi negeri ini.

Pengangguran menjadi simpul problem ekonomi suatu negara. Sebab, setelah menganggur tinggal selangkah menjadi miskin. Dan kalau sudah miskin maka menjadi beban suatu negara untuk diurus dan dientaskan karena dampaknya tidak menjadi supporting bagi kemajuan republik ke level yang lebih tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline