Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Jangan Salah Memilih, Mau Cari Pekerjaan atau Mencari Gaji?

Diperbarui: 28 Agustus 2021   21:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apa bisa diharapkan dari mereka yang hanya bercita-cita jadi pejabat negeri, sebagai apapun, yang hidupnya hanya penantian datangnya gaji? "~ Pramudya Ananta Toer

Ini masalah klasik nan kuno, tetapi selalu aktual nan kontekstual. Membicarakannya tiada habis-habisnya. Kadang tiada awal dan tiada akhir. Pun tidak ada rumusan masalah dan tiada pula kesimpulan yang di buat untuk ini. Yaitu Anda mau mencari kerja atau mencari gaji? Dan tebakan saya pasti benar, Anda akan mencari dua-duanya, kerja dan gaji juga hehe..

Cari gaji atau mencari kerja, semua orang bisa memberi pendapat tentangnya. Tidak harus orang pinter sekolahan tinggi membahas kedua hal ini. Karena yang tidak sekolah bisa ikut membahasnya sampai mulut berbuih-buih. Betul, ini soal kerja dan pekerjaan, dan soal gaji atau pendapatan sejumlah atau setumpuk rupiah.

Kerja dan gaji menyentuh eksistensi manusia yang ada di muka bumi ini. Maksud saya tentu orang yang normal hidupnya. Sebab, yang tidak normal tidak berlaku hal ini. Jangankan membedakan gaji dan kerja, tentang apa dirinya saja tidak mengerti.

Sangat tepat, sesuatu yang menyentuh keberadaan hakiki setiap manusia, maka setiap orang pasti bisa memberikan pandangan, opini dan pemahaman atas hal itu. Ini bukan soal benar atau salah. Tetapi ini soal pandangan hidup yang dijiwai, diyakini dan dijadikan pedoman dalam berhidup setiap hari. Kalau tidak percaya, Anda bisa mengecek di lapangan. Tanyakan kepada setiap orang tentang hal itu. Maka Anda akan menemukan jawaban masing-masing.

Jadi, kalau demikian, mau cari pekerjaan atau mau mencari gaji? 

Inilah pertanyaan sederhana yang coba di sentil agar sedikit ada pemahaman dan bisa memberikan jawaban tentang sebuah tanya kecil. Mengapoa ada orang yang sudah bekerja dengan gaji 50 jutaan rupiah, atau bahkan lebih, tetapi masih mengeluh, masih terus protes kekurangan, dan merasa hidupnya tidak menemukan damai sejahtera.

Itu sebuah kenyataan yang bisa ditemukan di mana-mana. Bahkan sangat mungkin, Anda  dan saya juga bisa termasuk dalam kelompok yang demikian.

Ini menarik untuk direnungkan dengan cermat. Karena ada juga orang yang bekerja dengan gaji yang pas-pasan, atau bahkan sangat kekurangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dan kebutuhan keluarganya, tetapi dia fine-fine saja, happy-happy saja, tidak pernah mengeluh, senyum slalu dan tetap bergiat dan bersemangat melakukan pekerjaannya setiap hari.

Bila demikian, apa yang salah dengan manusia ini. Orang yang pertama dengan gaji besar tetapi mengeluh melulu dan masih terus rajin berhutang misalnya? Atau orang kedua, koq aneh, selalu gembira salam bekerja, happy setiap hari dan tidak pernah mengeluh tetapi gaji serba kekurangan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline