Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Awas! Memakai Masker Itu Melelahkan dan Bisa Lupa Diri

Diperbarui: 22 April 2020   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://plus.kapanlagi.com

"Memakai masker membuat Anda lelah" - Philip Roth.

Masker atau mask merupakan salah satu kata yang paling banyak ditulis pada masa ini setelah kata Covid-19 dan coronavirus, terutama sejak wabah virus ini terus menerjang ke 210 negara dan teritori seluruh dunia. Per 20 April 2020, grafiknya seakan terus menyodok ke atas dengan tajam.

Coba googling kata masker akan muncul 185 juta kali yang berarti khusus Indonesia. Lalu, ganti dengan kata mask, Anda akan lihat angka 1,710 miliar muncul secara global. Mainkan lagi dengan kata Coronavirus dan angka 2,080 miliar sebagai indikasi secara global, dan 1,060 miliar kali untuk Indonesia. Googling juga kata Covid-19 akan muncul angka 3,040 miliar kali.

Data sederhana ini hendak menunjukkan bahwa memang pandemi virus corona menjadi isu sangat kencang, panas dan super serius secara global. Menjadi bahan perbincangan semua orang setiap saat. 

Dan tentu saja wajar bila penyebaran Covid-19 ini tidak boleh dianggap main-main. Terlepas dari mana sumbernya dan apa obatnya. Artinya pula, mengabaikan wabah ini, akibatnya fatal. Lihat kasus di beberapa negara, kota dan tempat.

Kali ini menjadi menarik untuk memahami sisi lain dari kata masker ini. Banyak parodi muncul dimana-mana melalui status publik disejumlah media sosial yang membuat kita terhibur, tersenyum dan tertawa sendiri. Tetapi juga sekaligus menjadi cerminan eksistensi riil yang sedang dialami oleh setiap orang.

Sebagai contoh sederhana, ada juga masyarakat yang berpikir bahwa masker itu obat dari virus corona. Sehingga dengan mengenakan masker, maka mereka akan sembuh dari virus aneh ini. 

Aneh dan lucu, bagaimana bisa masker menyembuhkan virus. Sebuah indikasi kuat, bahwa literasi tentang masker dan virus corona tidak seindag warna aslinya di tataran grass-root.

Isu masker di negeri ini tidak lagi pada soal perebutan, atau kelangkaan maupun mahalnya masker. Itu sebuah soal diawal yang sudah terselesaikan, karena pasokan secara kreatif oleh masyarakat menjawab dengan cepat kebutuhan terus bertambah. 

Tetapi hangat saat ini terkait dengan penerapan PSBB, Pembatasan Sosial Berskala Besar, dan salah satu syaratnya memakai masker baik yang terpapar virus maupun yang tidak ketika berada di luar rumah atau dalam sebuah interaksi sosial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline