Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Ketika Kehabisan Ide, Berpikir Mundur, Salah Berpikir atau Sesat Berpikir

Diperbarui: 27 Februari 2020   07:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://bonsaibiker.com/tag/meme-liar-tanggapi-hamil-di-kolam-renang/

Harus diakui bahwa dua orang pejabat negara ini berhasil menjadi viral oleh karena opini yang dilemparkan di tengah-tengah publik menjadi sangat kontroversial. Tidak saja di dalam negeri yang memang menjadi buah bibir netizen tetapi juga di sejumlah negara yang ikut memberitakan kontroversi ide dan pikiran kedua orang ini.

Oleh karena itu, perlu diucapkan selamat dan congratulation  untuk mereka berdua, baik untuk Menko PMK Muhadjir Effendy, dan tentu saja terutama buat si Sitti Hikmawatty , Komisioner Komisi Perempuan dan Anak Indonesia atau KPAI, atas kemampuan mereka menjadi poros pemberitaan di media atas "crazy idea" yang sangat berani.

Setelah lebih sepekan menjadi bahan pembicaraan dan menjadi guyonan, bayolan dan bullying terus menerus, pada akhirnya keduanya memberikan maaf kepada publik, dan sang Menko mengklarifikasi kalau itu hanya sebuah seloroh atau intermezo saja. Karuan saja, netizen semakin geram atas ide yang nampaknya aneh dan tidak logis.

Seakan keduanya sudah sepakat untuk melempar opini aneh itu, karena Menko PMK melemparkan ide itu pada tanggal 20 Februari 2020 tentang "si kaya menikahi si miskin untuk mengurangi angka kemiskinan ekonomi," dan sehari kemudian, Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty juga tampil dengan pernyataan yang lebih aneh lagi yaitu "hamil di kolam renang", "berenang di kolam bisa hamil"

Publik pun bereaksi luar biasa yang pada umumnya tidak bisa mengerti dan memahami logika dari dua ide pejabat negara ini. Dan saking anehnya sedemikian, lalu menjadi lelucon, guyonan yang cenderung bernada marah. Tetapi publik tidak bisa berbuat apa-apa karena kedua orang pejabat negara yang memang di angkat oleh negara dan mereka memiliki kewenangan dan kewajiban pada jabatan mereka dan bahkan mereka menerima gaji yang dibayar oleh rakyat negeri ini.

Apa yang sedang terjadi dengan dua orang pejabat ini? Sedemikian sehingga mengeluarkan ide yang reseh dan blunder ini ditengah masyarakat? Apakah mereka berdua memahami siapa mereka dalam jabatan yang dipercayakan oleh rakyat negeri ini kepada mereka? Lalu, juga ketika merasa sudah terpojok misalnya, komisioner KPAI mengklaim bahwa idenya itu tidak mewakili KPAI tetapi ide pribadinya sendiri, bagaimana dia bisa memisahkan diri dengan jabatan yang dimiliki dan seenaknya memberikan ide didepan publik?

Nampaknya ini semua berkaitan dengan urusan berpikir sebagai seorang pejabat. Apakah mereka memang sudah kehabisan ide sedemikian parahnya sehingga pikiran mereka menjadi tidak rasional? Ide Menko PMK agar Menag mengeluarkan fatwa "si miskin menikah dengan si kaya dan sebaliknya" agar mengurangi jumlah kemiskinan.

Lha, urusan kemiskinan dicampur aduk dengan menikah, bagaimana logikanya?

https://tirto.id/seberapa-sesatnya-celetukan-fatwa-si-miskin-nikahi-orang-kaya-eAAA

Kemiskinan secara ekonomi merupakan sebuah dunia yang lain.  Sementara menikah dengan seseorang merupakan ranah dunia lain yang sangat pribadi. Bahkan seorang teman mengatakan ini sih urusan selangkangan, koq diatur dan dibuat fatwa segala!? Lebih tidak logis lagi ide komisioner KPAI, bisa hamil di kolam renang? 

Di salah satu media sosial seorang guru besar di bidang filsafat membuat status, mengapa koq kita berpikirnya mundur ya? Apakah pejabat negeri ini sudah tidak bisa berpikir yang benar, lebih maju, logis dan berdasarkan norma-norma kehidupan bangsa ini. Dan tidak dengan mudahnya menyentuh area pribadi setiap orang.

Kekurangan ide, miskin gagasan tetapi karena tuntutan jabatan memaksakan berpikir apa saja maka yang keluar adalah tidak rasional, aneh dan merusak pikiran publik. Seorang teman kuliah saya berteriak, "itu sih salah berpikir dan sesat berpikir". Bisa jadi benar, karena mungkin juga salah sekolah, salah berteman, salah jalan dan akhirnya menjadi aneh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline