Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Apakah Pemerintah Masih Kompromi Pemulangan Eks ISIS?

Diperbarui: 12 Februari 2020   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMPASCOM / KRISTIANTO PURNOMO

Wacana rencana pemulangan eks ISIS akhirnya tuntas dan kesimpulannya adalah pemerintah tidak akan memulangkan mereka ke tanah air Indonesia. 

Demikian keputusan pemerintah yang disampaikan oleh Menkopolhukam, Mahfud MD, setelah melakukan rapat tertutup dengan Presiden Jokowi di Bogor pada hari ini Selasa  11 Februari 2020.

Dengan judul berita "Pemerintah Tak Akan Pulangkan WNI Eks ISIS ke Indonesia", kompas.com memberitakan ketegasan sikap pemerintahan Joko Widodo untuk memastikan tidak akan mengurus apalagi memulangkan WNI yang diduga teroris lintas batas, utamanya mantan anggota ISIS ke Indonesia.

"Pemerintah tidak ada rencana memulangkan teroris. Bahkan tidak akan memulangkan FTF (foreign terorist fighter) ke Indonesia," kata Mahfud. Ia mengatakan, keputusan itu diambil lantaran pemerintah khawatir para terduga eks ISIS itu akan menjadi teroris baru di Indonesia.

Walaupun terkesan terlambat keluarnya sikap tegas pemerintah ini tetapi patut diapresiasi mengingat kencangnya opini publik menolak wacana kembali mantan-mantan ISIS ke Indonesia. 

Bagaikan banjir yang deras, berbagai informasi tentang kejahatan dan sadisnya ISIS membantai dan membunuh banyak orang tidak berdosa, terus mengalir melalui berbagai media sosial.

Publik merasa resah dan sangat kuatir kalau eks ISIS ini kembali bagaikan memelihara harimau, singa atau ular cobra yang setiap saat akan memangsa siapa saja dalam negeri ini.

Dari sisi kaca mata politik, dengan gelombang penolakan yang sangat deras dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia, menyebabkan wacana pemulangan eks ISIS ini menjadi tidak seksi sama sekali, dan malah bisa menjadi bumerang bagi yang terus berusaha menggoreng isu ini sebagai komoditi politik untuk mendulang votes dari publik.

Sikap Jokowi yang tidak setuju atau menolak wacana secara pribadi, dan bukan sebagai Presiden RI, menjadi kecemasan publik tentang adanya negosisasi atau tawar menawar demi kepentingan politik sesaat. Apalagi sedang berprosesnya Pemilu serentak pada tahun 2020 ini.

Keragu-raguan pemerintah selama ini menjadi ruang yang sangat besar untuk melihat tentang kemungkinan isu ini mendapatkan feedback politik. Namun, kenyataannya masyarakat menjadi sangat kontra atas wacana ini. 

Secara politik juga, Jokowi akan memenangkan hari publik yang sebagian besar menolak wacana ini. Dan dengan keputusan hari ini, dipastikan, publik menjadi tenang dan mantab dan tentu saja kepanikan dan kekuatiran maupun ketakutan akan dapat dikurangi secara signifikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline