Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Politik Itu Menyakitkan bagi Caleg Gerindra Misriyani Ilyas

Diperbarui: 30 Oktober 2019   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com/Fitria Chusna Farisa

Buku Bung Sabam Sirat berjudul "Politik Itu Suci" nampaknya tidak bisa dimengerti dan diterima oleh seorang yang benama Misriyani Ilyas, seorang Caleg DPRD di wilayah Sulawesi Selatan dari Partai Politik Gerindra.

Sehari sebelum dilantik dia harus menerima nasib "dipecat" oleh Partainya sendiri. Dan karenanya sulit bagi dia untuk memahami apakah politik itu suci seperti bukunya Bung Sabam Sirait.

Diberitakan secara luas melalui media daring bahwa Misriyani Ilyas bercerita sambil menangis bagaimana sakitnya hatinya batal menjadi anggota legislatif di wilayah Dapil Sulawesi Selatan. Padahal dia sudah mengikuti acara persiapan pelantikan atau geladi bersih sesuai dengan aturan protokol oleh KPU. 

Pemecatan yang dilakukan oleh DPP Gerindra terhadap calegnya sendiri bernama Misriyani Ilyas sebagai konsekuensi dari keputusan PN Jakarta Selatan yang memenangkan pihak penggugat, yang juga caleg-caleg dari partai Gerindra sebanyak 9 orang, dan terpaksa digantikan oleh caleg lainnya di posisi caleg wanita Misriyani Ilyas ini.

Apapun alasan dan bagaimana kisah sampai terjadi pemecatan itu, tentu memiliki jalur dan kisahnya sendiri. Tetapi, apa yang dialami oleh Miriyani Ilyas ini hanya sepotong kisah dari banyak cerita bahwa sesungguhnya politik itu menyakitkan. 

Dan mungkin sangat jauh dari apa yang Bung Sabam Sirait tulis dalam bukunya tersebut yang merupakan refleksi perjalanan pengalaman politik beliau yang melintasi hampir semua presiden di negeri ini. Bahkan Sabam tahun ini masih dipercaya lagi menjadi anggota DPD, bahkan yang tertua.

Bagi Caleg Misriyani politik sangat sungguh menyakitkan. Bayangkan saja, lebih setahun dia berjuang mati-matian untuk bisa menjadi pemenang, dan untuk itu dia mampu memperoleh suara lebih dari 10 ribuan suara sehingga bisa terpilih sebagai Caleg di dapilnya. Itu semua menjadi sirna begitu saja karena dia dipecat oleh DPP Partainya sendiri.

Politik menyakitkan baginya, dan juga bagi keluarganya tidak saja karena harapan yang begitu besar ketika dia dinyatakan oleh KPU sebagai pemenang di dapilnya, terbayanglah bagaimana selama lima tahun kedepan menjadi wakil rakyat dengan segala kemewahan dan fasilitas prima akan dinikmatinya.

Belum lagi status yang ikut menjadi kebanggaan keluarganya.  Tetapi dipastikan biaya yang digelontorkan untuk meraih suara banyak tidak sedikit. Lalu itu semua menjadi pupus dan sirna begitu saja hanya dalam waktu singkat.

Bagi wanita yang masih muda ini, politik menjadi menyakitkan karena pada akhirnya di bersaing bukan dengan partai lain, tetapi teman-temannya sendiri dalam satu partai. Oh.. ini dia yang lebih menyakitkan, dan inilah realitas politik di negeri ini. Memang sungguh menyakitkan.

Ke mana muka harus ditaruh kalau sudah begini, sudah ikut geladi bersih pula, tetapi tiba-tiba petir menyambar harapan indah ini dengan cara yang sungguh menyakitkan. Ya, kalau saja batal karena kompetisi dengan partai lain, masih tidak menyakitkan, tetapi ini dengan partainya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline