Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Kandas Merebut Ketua MPR, Ini Harapan Terakhir Prabowo

Diperbarui: 6 Oktober 2019   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://nasional.tempo.co/read/1253973/prabowo-tak-lagi-tunjuk-fadli-zon-jadi-wakil-ketua-dpr/full&view=ok

 

Kemeriahan panggung legislatif di Senayan selama empat hari penuh sejak proses pelantikan semua anggota baru periode 2109-202 dan berakhir pada hari Jumat saat pengambilan sumpah Pimpinan MPR, akan tetapi di kubu Partai Gerinda mungkin kemeriahan itu tidaklah sempurna adanya. Karena target Gerinda untuk menduduki posisi Ketua MPR harus kandas dan rela berada dalam posisi Wakil Ketua bersama dengan Parpol lainnya.

Kandasnya harapan Gerinda menjadi orang nomor satu di tubuh MPR 2019-2024 sungguh sebuah drama politik yang menarik untuk dicermati sebagai sebuah dinamika politik yang sangat tinggi di negeri ini, dengan kekuatan lobi dan lobi serta perubahan setiap kekuatan yang mempengaruhinya. Tidak mudah memang mengikutinya, tetapi sesungguhnya, jejaknya amatlah jelas untuk menceritakan apa sesungguhnya yang sedang belangsung.

Memang sungguh "memprihatinkan" dan juga menyedihkan bagaimana target dan harapan dari Gerinda satu persatu "rontok" begitu saja, kendati mereka salah satu pemenang Pileg dengan jumlah suara yang tidak sedikit setelah PDIP sebagai jagoannya.

Tetapi inilah realitas politik yang sesungguhnya, sama sekali tidak ada formulasi yang baku untuk dipedomani oleh siapapun. Terus saja berubah dari detik kedetik, dan hanya yang sungguh-sungguh konsisten yang bisa mengikuti dan juga mungkin bisa memenangkan pertarungan yang ada setiap waktu berubah.

Masih ingat "politik nasi goreng" dari Megawati sang ketua umum PDIP? Sebuah moment yang sedikit memporak porandakan benak publik ketika Mega mengundang Prabowo makan nasi goreng bersama. Itu terjadi beberapa hari setelah Jokowi jumpa dengan Prabowo diatas MRT Senayan, yang juga memporak porandakan opini publik tentang peta kekuatan setelah Pilpres 2019.

Dan pada saat itu, semua opini publik memastikan kalau posisi Ketua MPR akan berada di tangan Prabowo melalui Gerindanya. Artinya dengan dukungan penuh dari Megawati, rasanya koq posisi itu wajar didapat Gerinda. Lalu, acara PDIP di Bali yang dihadiri oleh Prabowo dan menjadi trend center berita semakin mengokohkan opini publik tentang posisi Ketua MPR akan berada di kandang Gerinda.

Begitulah politik yang penuh intrik, kepentingan, dagang sapi dan sebagainya, bermuara di Senayan dengan kekalahan Gerinda meraih posisi terpenting dalam MPR. Akhirnya politisi Bambang Soesatyo secara aklamasi dipercaya menjadi pengendali lembaga ini lima tahun kedepan.

I love you full, demikian sapaan tidak biasa dari seorang Ketua MPR baru menyapa kubu Gerinda yang menyetujuinya menjadi Ketua MPR. Semua memuji sikap Gerinda demi kebangsaan dan demi marwah lembaga MPR terhindar dari voting.

Namun sesungguhnya, seperti diberitakan oleh tempo.com, Ahmad Muzani sebagai tokoh yang diandalkan oleh Prabowo menduduki posisi Ketua MPR, menceritakan dengan sangat gamblang bahwa ini semua karena lobi-lobi politik tingkat atas melalui Megawati dan Prabowo dengan dinamika politik yang luar biasa kencang.

Akhirnya beliau (Prabowo) ambil keputusan demi kepentingan lebih besar, bahwa (saya) tidak usah meneruskan pencalonan Ketua MPR," ujar Muzani di gedung Kura-kura, kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis petang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline