Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Ketika Kata "Maaf" Menjadi Barang Sangat Mahal

Diperbarui: 24 Agustus 2019   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.ngelmu.co/tak-merasa-perlu-minta-maaf-uas-tegaskan-ini-soal-aqidah/

Tiba-tiba saja kata "maaf" menjadi viral ditengah-tengah masyarakat. Dan seakan kata ini menjadi begitu sangat mahal harganya, sehingga seseorang tidak mudah dan tak rela untuk menyampaikannya kepada orang lain.

Padahal, dalam berbagai kesempatan kata "maaf" itu dikenal menjadi kata-kata yang sangat ampuh, powerful, dan mampu menyelesaikan banyak masalah yang paling sulit sekalipun. Serta mengatakan "maaf" juga tidak terlalu repot dan tidak ada biayanya.

Paling tidak ada tiga fakta serius yang paling hot dan sedang menguasai saat ini dan sekaligus menjadi dasar kunci mengapa kata maaf itu begitu sangat mahal saat ini.

Pertama, ketika Abdul Somad menolak dan betul-betul keberatan untuk menyampaikan maaf kepada umat Kristiani yang merasa terlecehak dan bahkan merasa dinista oleh video tausiah UAS yang sudah beredar bagaikan gurita ditengah-tengah masyarakat saat.

Situasi ini menjadi begitu serius ketika ada kelompok yang merasa terlecehkan membawa persoalan ini ke Polisi untuk di proses. Dan bahkan tidak kurang pengurus pusat MUI mengadakan pertemuan khusus dengan UAS tentang tausiahnya yang sudah menjadi viral itu.

Dan hasilnya, seperti diberitakan oleh banyak media daring, Abdul Somad tidak mau meminta maaf dengan sejumlah alasan dan pertimbangan. Tempo.co menurunkan berita dengan judul "Tak Mau Minta Maaf, Abdul Somad Sebut Al Maidah Ayat 73", dan mengutip penjelasan dari UAS tentang alasan untuk tidak minta maaf :

republika.co.id

"Bahwa kemudian ada orang yang tersinggung dengan penjelasan saya, apakah saya mesti meminta maaf," kata Abdul Somad seusai bertemu dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu, 21 Agustus 2019.

"Saya jelaskan itu di tengah umat islam. Otomatis orang luar yang mendengar itu tersinggung tidak? Tersinggung. Apa perlu saya meminta maaf?" kata dia.

"Saya di mana-mana menyampaikan sama, tak mungkin saya tanya orang satu-satu, 'ayo matikan hape'. Tak mungkin. Tak bisa saya larang itu," kata dia.

Kedua, peristiwa yang bermula dari kota Malang Jawa Timur ketika masyarakat Papua mengadakan aksi unjuk rasa yang memperingati tentang New York Agreement (1962) yang secara serentak dilakukan di sejumlah titik di tanah air, mendapat reaksi dari ormas sehingga terjadi bentrok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline