Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Refleksi, Keluar dari Sindrom Patah Hati

Diperbarui: 26 Juni 2019   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: id.innerself.com

Tidak ada orang yang tidak kenal dengan kata patah hati. Saking kenalnya maka cukup paham makna dari patah hati itu. Bisa juga karena mungkin mengalami patah hati berkali-kali.

Akan tetapi, mungkin banyak orang yang tidak paham dari mana muncul istilah patah hati itu.  Betul, apakah ada yang tahu asal-usul frasa "patah hati" itu?

Kalau Anda telusuri dengan cermat, pasti menemukan bahwa itu berasal dari kitab suci dan sudah dipakai ratusan tahun lamanya.  Di dalam kitab Mazmur 69:20, pemazmur  Daud menulis demikian :

"Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belas kasihan, tetapi sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, tetapi tidak kudapati."

Walaupun pemazmur Daud menulis mazmur ini berabad-abad yang lalu, namun para dokter mengatakan bahwa patah hati itu merupakan sebuah gangguan kesehatan. 

Para ahli mengatakan bahwa sesungguhnya, ketika seseorang menghadapi satu peristiwa traumatis, otaknya akan melepaskan zat kimia untuk mengatasinya, dan beberapa zat kimia itu sebenarnya melemahkan jaringan jantung. Dan inilah yang mereka sebutkan dengan istilah "sindrom patah hati."

Menarik untuk direnungkan dengan tenang dan sungguh-sungguh, sebenarnya apa yang menyebabkan patah hati itu di alami oleh seseorang? 

Jawaban atas pertanyaan ini menjadi sangat penting sebagai dasar dan panduan bagi seseorang yang mengalaminya, untuk keluar dari sindrom patah hati.

Memeriksa banyak referensi hasil riset dan literatur, menjelaskan sangat banyak faktor atau area yang menjadi sumber patah hati itu.

Sebagai refleksi dasar dan sederhana yang banyak orang alami, berikut ini diantaranya ada 3 penyebab patah hati, yang mungkin agak berbeda, yaitu:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline