Mahfud MD: Pak Habibie Pesan, Pemilu Jangan Bikin Mundur Demokrasi
Penyelenggaraan Pemilihan Umum serentak 2019 dipastikan akan mencapai puncaknya pada hari Rabu 22 Mei 2019, ketika Komisi Pemilihan Umum akan mengumumkan hasil akhir dari perhitungan suara atau real count yang sudah berjalan sebulan lebih, yang penuh dengan ketegangan dan hiruk pikuk.
Pesan yang disampaikan oleh BJ Habibie, Presiden ketiga Indonesia ini memberikan kesejukan dan kedamaian yang sangat mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia yang saat ini sedang berada dalam puncak ketegangan menunggu hasil akhir dari KPU, tentang RI-1 untuk lima tahun kedepan.
Pesan dari Habibie ini menjadi sangat penting untuk di catat, karena sangat konsisten untuk menjaga dan mengingatkan semua pihak agar proses demokrasi yang sedang di kelola sejak reformasi tahun 1998 harus di jaga oleh semua pihak. Ada harga dimasa lalu yang sangat mahal sudah dibayar oleh bangsa ini agar menjadi baik dan maju setelah 32 tahun berada dalam rezim Orde Baru yang dikenal tidak demokratis.
Di awal bulan Mei 2019 yang lalu, tokoh-tokoh kedua kubu Capres menghadap BJ Habibie dan sepakat untuk mengawal hasil Pemilu serentak ini, kalah atau menang, agar di proses sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Melalui Prof Mahfud MD mengingatkan pesan Prof BJ Habibie agar Pemilu serentak 2019 jangan membuat mundurnya demokrasi di Indonesia yang sudah diperjuangkan dengan susah payah.
Ujian Demokrasi
Memahami jiwa dari pesan kunci dari BJ Habibie berarti merefleksikan kembali perjalanan bangsa ini sejak merdeka dan di kontrol habis-habisan di bawah rezim orde baru. Dan kesimpulannya adalah negeri ini harus dibangun dengan cara yang demokratis, dan menjauhkan diri dari gaya otoriter.
Penyelenggaraan Pemilu beberapa kali sejak reformasi tahun 1998, harusnya sudah memadai sebagai pengalaman untuk mengawal pemilu yang serentak 2019 ini. Waktu 20 tahun menikmati "kebebasan" atau udara demokrasi meneguhkan sikap bangsa ini bahwa jangan kembali lagi ke rezim otoriter.