Titiek Soeharto akhirnya betul-betul turun gunung, tidak setengah hati apalagi malu-malu. Sebab Titiek yang juga "istri" dari Capres 02 ini akan langsung menjadi orang nomor satu yang berdiri di depan untuk memimpin aksi demo yang kelihatannya akan menggerakkan massa selama beberapa hari kedepan.
Rencana aksi ini yang akan di gelar mulai tanggal 20 Mei 2019 hingga menjelang hari H pengumuman hasil RC KPU atas hasil Pemilu 2019, dipastikan akan menarik karena boleh saja di pahami sebagai upaya untuk mengawal hasil-hasil Pemilu agar sesuai dengan harapan masyarakat untuk sebuah demokrasi yang berkualitas demi masa depan bangsa dan negara yang sangat majemuk ini. Juga Titiek Soeharto yang putri mantan penguasa rezim Orde Baru, Soeharto yang sangat sensitif secara politik di tengah masyarakat, yang selama ini menjadi ditunggu tunggu.
Titiek Soeharto sebagai bagian dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi menjelaskan dengan detail aksi ini kepada publik pada Jumat 17 Mei 2019, yang menjadi targetnya adalah untuk mendiskualifikasi Jokowi-Maaruf Amin.
Sesungguhnya aksi yang akan segera di gelar oleh massa pro kubu Capres 02 ini sudah bisa di duga sebelumnya, bahkan juga berbagai gerakan yang akan di gelar menjelang tanggal 22 Mei 2019, saat pengumuman hasil RC KPU.
Sebab, aksi dan narasi yang digelar pada hari Selasa 14 Mei 2019, Prabowo sudah mengambil sikap (i) menolak hasil Pilpres 2019 oleh KPU, dan (ii) Tidak akan menempuh jalur hukum ke MK untuk memproses berbagai kecurangan penyelenggaraan Pemilu.
Kini targetnya adalah agar KPU dan lembaga terkait mendiskualifikasi pasangan Capres 01 Jokowi-Amin karena berbagai kecurangan yang sudah diungkapkan fakta-fakta nya pada pertemuan akbar kubu Prabowo pada Selasa yang lalu.
Kalau aksi massa yang akan di meriahkan oleh Titiek Soeharto ini tidak berhasil, mungkin demo berikutnya adalah untuk "membatalkan Pemilu 2019" dan melakukan pemilu ulang saja agar lebih bersih, jujur, adil dan lebih demokratis.
Secara psikologis perjuangan yang terus dilakukan oleh kubu Prabowo-Sandi dengan tim BPN nya sesuatu yang wajar dan lumrah demi sebuah perjuangan besar, yaitu Prabowo akan menjadi orang nomor satu di republik ini dan memimpin negara ini lima tahun kedepan dengan segala mimpi dan cita-cita yang selama ini sudah dirumuskan dengan sangat melelahkan.
Perjuangan seperti ini wajar saja, akan tetapi melihat prosesnya menjadi tidak wajar adanya, karena proses perhitungan RC oleh KPU belum usai, dan masih terus dilakukan untuk mengejar tenggak waktu 22 Mei 2019. Artinya hasilnya belum tahu apakah Capres 01 yang menang atau bahkan malah Capres 02 yang memenangkan pertandingan demokrasi ini.
Jadi, apanya yang mau di diskualifikasi oleh massa pro Prabowo yang di pimpin langsung oleh Titiek Soeharto ini?