Puncak kemarahan Menteri Susi terhadap Kapal Ikan Asing, nampak sekali ketika berlangsungnya acara penenggelaman 13 kapal asing berbendera Vietnam yang berlangsung pada hari Sabtu 4 Mei 2019 yang lalu di Pulau Datut, Kalimantan Barat, dan kelihatannya akan berlanjut untuk sekitar 51 kapal ikan berikutnya.
Dan kabarnya di Vietnam sana, mereka tidak bisa menerima perlakuan Indonesia atas penenggelaman kapal-kapal ikan mereka. Dikabarkanpun, di media-media sosial Vietnam, Indonesia di bullying habis-habisan, karena mereka menganggap tidak bersalah.
Mengapa Susi marah? Mengikuti insiden sebelumnya, yang video-video pendeknya beredar luas di sosial media, bagaimana nekatnya 2 buah kapal pengawas milik pemerintah Vietnam menabrak Kapal patroli milik TNI AL KRI Tjiptadi-381, pada sekitar seminggu sebelumnya yaitu 27 April 2019. Hanya untuk membela kapal ikan Vietnam yang sudah ditangkap oleh patroli TNI AL karena mencuri.
Kendati itu berada di wilayah zona perairan Indonesia, tetapi ngototnya kapal Vietnam untuk mengklaim bahwa itu zona kekuasaan mereka. Inilah salah satu sumber kemarahan besar dari Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti.
Pencuri ikan terbanyak dari Vietnam
Mungkin kalau hanya insiden menabrak kapal patroli TNI AL Indonesia saja tidak membuat Menteri Susi marah sekali, tetapi nampaknya, selama ini sejak dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk mengurus kelautan dan perikanan negeri ini melalui KKP, Susi menghadapi masalah paling banyak dari kapal-kapal ikan asing ilegal yang mencuri ikan-ikan Indonesia adalah dari Vietnam.
Berdasarkan data yang ada, sejak 2014 sampai tahun 2018, jumlah kapal yang sudah ditenggelamkan oleh Susi sekitar 448 buah kapal dan diantaranya paling banyak kapal yang berbendera Vietnam yang jumlahnya sekitar 60%. Diikuti oleh negara-negara Philipina, Thailand, Malaysia, Indonesia, Papua Nugini, China, Balize, dan kapal tanpa negara (lihat info grafis).
Angka angka ini akan terus bertambah, bahkan belum termasuk kapal-kapal ilegal yang sudah ditangkap tetapi belum ikrah. Menunggu keputusan terakhir dari pihak lembaga peradilan. Dan Menteri Susi tidak sabaran lagi untuk menenggelamkannya, sebab diantara kepal-kapal itu masih banyak yang berbendera Vietnam.