Lihat ke Halaman Asli

Dr. Yupiter Gulo

TERVERIFIKASI

Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

Memaknai Paskah sebagai Pengorbanan yang Menghidupkan

Diperbarui: 24 April 2019   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.independent.co.uk

I.

Hidup dan kehidupan tidak boleh berhenti tetapi harus terus berlanjut dan berkelanjutan. Walaupun banyak tantangan dan rintangan, intimidasi dan ancaman terus menerus silih berganti menghampiri manusia. Banyak orang yang mampu melewatinya, tetapi jauh lebih banyak lagi mereka yang terpaksa harus binasa.

Paskah merupakan moment mengingat, merenungulangkan, menghayati kembali sebuah proses penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus Kristus bagi umat manusia. Menyelamatkan manusia yang sudah jatuh terpuruk dalam kubangan dosa dan pelanggaran titahnya Tuhan Allah, dan memungkinkan memperoleh kembali kehidupan yang baru.

Yesus harus melewati penderitaan yang sangat panjang, menyakitkan, penghinaan, sengsara dan harus di salib yang pada akhirnya mati di Golgota sebagai jalan yang harus ditempuh agar manusia yang penuh dosa dan tak layak dihadapan Sang Allah dibebaskan dari semua dosa dan pelanggaran yang sudah dilakukan.

Kematian Yesus merupakan penebusan secara tuntas, lunas atas semua dosa yang sudah dilakukan dan bahkan yang akan dilakukan oleh manusia. Bagi setiap orang menerima dan memercayai Yesus sebagai Jurus Selamatnya.

Tanpa karya penyelamatan yang ditempuh oleh Yesus, maka hidup dan kehidupan manusia akan berakhir adanya. Kemurkaan Allah sendiri yang menghukum semua orang yang telah melanggar titahNYA.

Namun, Allah itu Kasih adanya. Dan karenanya tidak selamanya Dia akan mendendam manusia. Itu sebabnya di rela mengorbankan anakNYA yang tunggal, satu-satunya, untuk datang ke dunia ini, menyelamatkan umat yang dikasihiNYA.

II.

Paskah itu merupakan kisah tentang pengorbanan. Pengorbanan seorang putra Allah untuk menghidupkan semua umatnya yang sudah mati dengan semua pelanggaran dan dosa-dosa yang diperbuatnya.

Dosa menyebabkan putusnya hubungan antara Allah dengan umatnya. Sehingga kehidupan juga menjadi putus tanpa harapan lagi. Namun, kasih Allah-lah yang membuat jembatan itu dalam diri anakNYA sendiri yaitu Yesus. Yesus yang berkorban menjadi jembatan kehidupan bagi umatNYA kembali.

Tidak mudah menjadi sebuah jembatan kehidupan bagi banyak orang, seluruh umat. Jalannya sangat sulit dan berbelit-belit, sukar dan penuh ancaman. Karena disana akan ada penderitaan, kesengsaraan bahkan penyiksaan, penghinaan, dan berakhir dengan kematian itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline