Achivement atau prestasi merupakan kata yang memiliki nilai magis dalam pengelolaan sumberdaya manusia, yang terus menerus berkembang dan memiliki berbagai dimensi kunci. Dikatakan magis karena semua perusahaan selalu mengharapkan dan menuntut setiap karyawan untuk berperestasi secara terus menerus.
Tak hanya itu saja, kata achievement juga menjelaskan bagaimana seorang karyawan harus bekerja, kemana arah karirnya, bagaimana promosi yang akan dilewati, bahkan rewards dan bermacam fasilitas seperti apa yang akan diperoleh oleh seorang karyawan dengan prestasi, kinerja dan capaian yang direalisasikannya melalui tugas dan tanggungjawab pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.
Memang achievement sering juga dilihat sebagai sebuah misteri tersendiri, karena formulasi untuk mencapai prestasi gemilang masih belum ada. Yang ada adalah rangkaian pengalaman-pengalaman prestasi yang dicapai oleh orang-orang terdahulu. Dan karenanya, formulasi tentang bagaimana mencapai achievement yang tinggi, terus menerus digali, didalami dan ditelaah dan diteliti oleh banyak ahli.
Lihat misalnya perkembangan Teori Motivasi yang terus berkembang dari waktu kewaktu, yang didalamnya membahas bagaimana seseorang bisa termotivasi untuk mencapai prestasi terbaiknya secara terus menerus.
Teori Motovasi, tidak lagi hanya dikenal dari Abraham Maslow tentang Hierarchies of Needs-nya. Tetapi ada teori-teori seperti Dua Faktor, Teori X-Y, Teoeri Keadilan, dan teori motivasi lainnya.
Adalah David McCleland yang secara khusus memberi perhatian pada achievement ini. Dia merumuskan bahwa setiap manusia memiliki tidak kebutuhan, yang dikenal dengan n-Ach untuk need for achievement adalah kebutuhan untuk berprestasi, n-Pow untuk need for Power yaitu kebutuhan untuk berkuasa, dan n-Aff untuk need for Affiliation adalah kebutuhan untuk berafiliasi dengan sesamanya.
Teori Motivasi dari MacCleland ini telah menjadi rujukan terpopuler ketika membahas tentang bagaimana agar karyawan bisa memiliki kebutuhan bahkan kehausan untuk berprestasi. Dan dengan demikian sudah begitu banyak teori dan kajian yang dilakukan untuk mencari berbagai caraa, metode, teknik dan strategi untuk berprestasi secara pribadi maupuns secata teamwork.
Salah satu tips yang sangat praktis dikemukan oleh tokoh motivator terkenal, Napoleon Hill melalui 17 prinsip yang menjadi pelajaran penting bagi setiap orang untuk bisa berprestasi dengan gemilang.
Ke-17 prinsip ini, bukan saja hanya sekedar pelajaran, tetapi juga sesungguhnya menjadi rahasia untuk berprestasi. Memepelajari dan mencobanya, tidaklah sulit, bahkan begitu sederhananya. Namun, hanya mereka yang terus menerus mencoba melakukannya setiap saat mampu membuktikan Rahasi 17 Pelajaran dari Napoleon Hill ini.
Inilah dia 17 rahasia berprestasi ala Napolen Hill:
- Lesson 1: Definiteness of Purpose
- Lesson 2: Mastermind Alliance
- Lesson 3: Applied Faith
- Lesson 4: Going the Extra Mile
- Lesson 5: Pleasing Personality
- Lesson 6: Personal Initiative
- Lesson 7: Positive Mental Attitude
- Lesson 8: Enthusiasm
- Lesson 9: Self-Discipline
- Lesson 10: Accurate Thinking
- Lesson 11: Controlled Attention
- Lesson 12: Teamwork
- Lesson 13: Adversity & Defeat
- Lesson 14: Creative Vision
- Lesson 15: Health
- Lesson 16: Budgeting Time & Money
- Lesson 17: Habits
Pelajaran 1: Definiteness of Purpose