Persoalan apakah seorang pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk merupakan kajian mengenai evolusi pendekatan sifat atau traits dalam ranah Ilmu Kepemimpinan atau Leadership. Menjadi menarik ketika publik sedang mencari figur seorang pemimpin yang cocok untuk membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat menjadi lebih baik, lebih maju.
Secara umum difahami bahwa tidak semua orang bisa menjadi pemimpin, walaupun banyak orang menjadi pemimpin tetapi tidak selalu menjadi seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin. Artinya, pemimpin yang sesungguhnya itu adalah yang mampu membawa perubahan yang berarti bagi sebuah komunitas, atau bagi sebuah organisasi atau bagi sebuah lembaga.
Perubahan yang dimaksudkan adalah dari keadaan tidak baik menjadi baik, dari keadaan miskin menjadi tidak miskin, dari bodoh menjadi pinter, dari terbelakang menjadi berkembang dan maju, dari kotor menjadi bersih, dari bar-bar menjadi berbudaya, bahkan dari tidak ada menjadi ada. Itulah indicator-indikator yang bisa dipakai untuk menilai apakah seseorang dapat disimpulkan sebagai seorang pemimpin. Sebaliknya, bila seorang yang ditempatkan menjadi seorang pemimpin, dan selama memimpin tidak membuat perubahan yang lebih baik maka seharusnya dia tidak pantas disebut sebagai seorang pemimpin.
Menarik untuk mencermati bahwa ketika seseorang menduduki posisi serbagai pemimpin yang benar, maka pemimpin ini menjadi seorang yang berbeda dengan orang lain. Dia menjadi seorang pribadi yang khas dan khusus bahkan menjadi repreresntasi dari semua orang yang dimpiminnya untuk terus membuat perubahan yang lebih baik.
Inilah yang disebut dengan traits atau sifat seorang pemimpin yang hanya dimiliki oleh pemimpin itu dan mereka memiliki kekuatan kepemimpinan sendiri yang unik yang dipedomani dan dituruti oleh pengikutnya. Dalam ranah keilmuan manajemen, penelitian mengenai sifat dan perilaku pemimpin merupakan fondasi bagi bidang studi kepemimpinan yang memiliki dinamika yang luar biasa untuk menjelaskan keberhasilan atau kegagalan pemimpin.
Traits atau sifat merupakan karakteristik pribadi yang membedakan seorang leader dengan yang lain, seperti kecerdasan, kejujuran, kepercayaan diri, dan penampilan. Inilah yang disebut sebagai Great Man Approach atau Great Man Theory dalam Leadership sebagai pembuka kajian dan studi memasuki abad -- 20. Pendekatan Great Man ini sungguh sangat berjasa dalam memahami perilaku kepemimpinan yang terus berubah hingga memasuki abad-21 saat ini.
Ada kecenderungan yang sangat kuat, bahwa sesungguhnya seorang Pemimpin itu memang dia terlahir sebagai seorang Leader yang ketika memasuki dunia organsiasi dan kemasyarakat akan terbentuk Leadership Style yang dibutuhkan. DNA sebagai seorang pemimpin akan berkembang ketika seseorang berinteraksi dengan sebuah komunitas, organisasi, lembaga atau instrument lainnya dengan permasalahan dan tantangan yang dibutuhkan.
Menarik sekali bahwa, kemajuan bidang Ilmu Ppsikologi selama tahun 1940-an dan 1950-an telah mengidentifikasi dan mempelihatkan berbagai sifat/karakteristik yang dimiliki oleh seorang yang disebut sebagai pemimpin. Sifat-sifat dimaksud antara lain melihat:
- sifat kepribadian, seperti kreativitas dan kepercayaan diri;
- sifat fisik, seperti tingkat usia dan energi;
- kemampuan, seperti pengetahuan dan kelancaran berbicara;
- karakteristik sosial, seperti popularitas dan kesukaan bergaul; dan
- karakteristik terkait pekerjaan, seperti keinginan untuk unggul dan bertahan melawan rintangan.
Di tahun 1948, Richard Daft (2017) dalam bukunya Leadership menstir temuan dari Stogdill dalam hasilnya meneliti lebih dari 100 tokoh pemimpin berdasarkan pendekatan sifat dan menemukan beberapa sifat yang tampak konsisten dengan kepemimpinan yang efektif termasuk, yaitu kecerdasan umum, inisiatif, keterampilan interpersonal, kepercayaan diri, dorongan untuk bertanggung jawab, dan memiliki integritas.
Temuan Stogdill juga menunjukkan pentingnya sifat tertentu seringkali berkaitan dengan situasinya seperti aspek inisiatif. Ditemukan bahwa inisiatif dapat berkontribusi pada kesuksesan seorang pemimpin dalam situasi kewirausahaan, namun mungkin tidak relevan bagi pemimpin dalam situasi birokratif yang stabil. Dengan demikian, memiliki karakteristik pribadi tertentu bukanlah jaminan kesuksesan. Artinya, penerapan sifat dan karakteristik setiap orang sangat tergantung dari situasi yang dihadapi saat memimpin.
Para peneliti terus melakukan kajian tentang sifat dan karakteristik seorang pemimpin ini. Dan menarik karena, dalam beberapa tahun terakhir, telah muncul pengujian sifat kepemimpinan. Sebuah tinjauan dari Kirkpatrick dan Locke (lihat Daft, 2017) mengidentifikasi sejumlah sifat pribadi yang membedakan para pemimpin yang efektif dan sangat dibutuhkan oleh pengikutnya. Bahkan penelitian tentang sifat pemimpin ini telah menjadi bagian penting dari studi kepemimpinan sepanjang ini hingga berlanjut ke abad ke-21, seperti yang digambarkan oleh Bookshelf yang melihat beberapa karakteristik yang memungkinkan para pemimpin untuk memotivasi dan menginspirasi orang-orang di dalam lingkungannya.