Mari membaca dan menelaah fenomena yang terjadi dalam pendekatan "Social Darwinisme." Bahwa kemajuan sosial adalah buah dari konflik dan kompetisi antar kelompok dan antar kelas sosial.
Semisal antar mereka yang secara ownership memiliki kekuasaan dalam politik. Dalam bukunya Darwin yang paling fenomenal "The Origin of Species" disitu menjelaskan, dalam evelusi palaeontology, yang sukses berevolusi adalah yang mampu berkompetisi dan unggul.
Merujuk Darwinisme ke fenomena sosial khususnya teori sosiologis bahwa kemajuan sosiokultural adalah produk dari konflik dan persaingan antarkelompok dan elit sosial seperti memiliki kekayaan dan kekuasaan memiliki keunggulan dalam perjuangan untuk eksistensi.
Teori Darwin ini kemudian meng-introduce Social Darwinism, bahwa konflik sosial yang terjadi adalah bagian dari suatu evolusi sosial berdasarkan hukum-hukum evolusi Darwinism itu sendiri.
Mereka yang yang mampu mempertahankan eksistensi sosial dan politik, adalah yang mampu melakukan sejumlah cara yang extraordinary baik dengan modal (capital) dan dengan kekuasaan atau penyimpangan kekuasaan (powerlessness).
Atau seperti yang ditulis George Orwell dalam Animal Farm, bahwa yang berkuasa adalah Babi Mayor tua yang putih, berkacamata dan bertubuh gempal. Sebelumnya demokratis, humanis dan low profile tapi demi kuasa dan eksistensi, kemudian menjadi badung pada rakyatnya sendiri. Demikianlah kisah sejumlah binatang, dalam kandang tuan Jones.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H