Empat belas hari menuju pemilu 2024, para kandidat gencar menyambangi kantong suara untuk memperkuat dan mempertebal perolehan suara pada 14 februari 2024. Pertarungan tersebut berdasarkan pada data hasil survey atau hitungan-hitungan suara dari pemilu sebelumnya menjadi faktor dalam merencakanan jadwal, strategi dan wilayah kampanye mereka kedepan.
Hitung-hitungan dimulai dari pemilihan presiden tahun 2014, di Sumatera Barat misalnya.
saat itu tahun 2014 Prabowo-Hatta Rajasa mendapatkan 76,9 persen suara atau 1,767 juta suara.
Pada pilpres selanjutnya, Prabowo yang berganti pasang dengan Sandiaga, mengantongi suara dengan persentase 85,95 persen atau 2,488 juta suara.
Dapat terlihat bahwa perolehan suara Prabowo dalam dua kali pilres ia mendominasi melawan Jokowi, bahkan mengalami kenaikan pada pertarungan kedua yaitu pada tahun 2019. Namun, apakah kondisi tersebut masih sama untuk pemilihan presiden pada 2024?
Sumatera Barat menurut peneliti senior Indikator Politik Indonesia, Kennedy Muslim berpendapat bahwa mayoritas pemilih disana yaitu muslim konservatif. Ditambah, pemilih tersebut telah mengalihkan suaranya dari Prabowo ke Anies.
Faktor utamanya dikarenakan Prabowo dianggap meninggalkan pemilih dengan bergabung ke pemerintahan. Disusul dengan pasangannya yaitu Sandiaga Uno yang turut bergabung menjadi Menteri pada 2020.
Tidak hanya di Sumatera Barat, hasil riset Indikator Politik menunjukan terdapat migrasi suara dukungan di daerah lain, seperti di Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu. Yang mana pada pilpres sebelumnya, Prabowo unggul di provinsi tersebut.
Tidak tinggal diam, Prabowo mengunjungi ketiga daerah tersebut bertujuan tidak lain untuk mencegah peralihan suara yang perlahan kian besar ke kubu lawan.
9 januari 2024 misalnya, Prabowo datang ke salah satu pondok pesantren di Kota Palembang. Disana, ia menyampaikan, "Terima kasih, 65 persen, kalau bisa, 85 persen,". Angka tersebut bukanlah angka survey, melainkan target perolehan suara untuk Sumsel pada pilpres 2024 nanti. Pemilu tahun 2019, Prabowo Sandi mengantongi 59,7 persen suara di Sumsel.
Pemilih Islam konservatif yang dimaksud Kennedy menjadi perhitungan, sebab angkanya bisa mencapai 10,2 juta dari 204,8 juta pemilih atau secara nasional mencapai 5 persen.