Lihat ke Halaman Asli

SatyaMeva Jaya

Menulis, Berbagi, dan Lepas

Harun Masiku Tewas Dibunuh, Ditembak, atau Corona?

Diperbarui: 17 Mei 2020   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Viral beredar kabar sejak lima hari lalu buronan KPK Harun Masiku (HM) dikabarkan meninggal dunia, banyak anggapan mengenai penyebab kematian HM, salah satu anggapan yang menjadi awal isu ini berkembang menganai kematian HM, disampaikan oleh Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) bahwa HM telah meninggal dunia di karnakan tidak adanya kejelasan informasi mengenai keberadaan HM sejak dinyatakan buron sampai saat ini, tidak hanya MAKI, Indonesia Police Watch (IPW) ikut berkomentar perihal isu kematian mantan politisi PDI Perjuangan ini. "HM buron berbulan-bulan lamanya bak makhlus kasat mata yang menjelma menjadi makhluk tak kasat mata", Kata penulis.

MAKI tak hanya menyampaikan isu kematian ini hanya isu kosong belaka, mereka mengaku telah mengecek keberadaan HM ke Sumatera Selatan sampai ke Dapil pemilu namun tidak ada kejelasan terkait keberadaan HM, hal yang sama disampaikan IPW bahwa HM sama sekali tidak terlacak sehingga mereka menduga HM sudah tewas. Anggapan kedua lembaga tersebut bisa saja sebuah isu perangsang agar KPK mau berkomentar terkait kejelasan informasi buronannya, tak lama isu tersebut berkembang KPK menanggapi perihal isu tewasnya HM "Kami terus mencari keberadaan tersangka tersebut dibantu rekan-rekan dari kepolisian karena status DPO. Demikian pula penyidikan atas perkaranya masih tetap berjalan, kami tidak terpengaruh dengan spekulasi-spekulasi dari beberapa pihak mengenai dugaan telah meninggalnya tersangka," kata wakil ketua KPK Nawawi Pomolango kepada wartawan.

Sejak 13 februari KPK sudah mendatangi 13 titik yang di indikasikan tempat keberadaan mereka (HM dan NH, terkait 13 titik tersebut KPK tidak dapat menyampaikan secara rinci dikarekanakan hal itu adalah bangian dari strategi yang tak bisa disampaikan. Bagian dari Strategi KPK yang ampuh dalam mengungkap suatu kasus adalah melacak alat komunikasi sang buronan, namun dalam kasus ini KPK mengalami kesulitan,"mungkin kan selama ini kami berhasil menangkap kalau berbasis relasi komunikasinya IT, mungkin setelah di DPO komunikasinya sudah tidak lagi menggunakan komunikasi HP. Mohon maaf sampai saat ini kami belum mendapatkan titik terang," sebutnya. Pada kasus ini KPK akan terus mengusut tuntas dan tidak akan terpengaruh dari isu-isu yang beredar, termasuk kasus kematian ini dikarenakan KPK belum mendapati bukti terkait tewasnya HM. Tewasnya HM diungkapkan hanya analisis saja disebabkan, NH saja tiap minggunya yang datang informan menemui aku dengan informasi baru. Lah ini Harun Masiku tidak ada kabar apapun, sehingga aku yakin sudah meninggal," cetusnya, Boyamin Koordinator MAKI.

Terkait keluarga juga ikut menanggapi perihal isu ini, keluarga tidak membenarkan kabar tewasnya harun sebab jika itu benar keluarga sudah sibuk untuk memakamkan HM apalagi HM termasuk keturunan keluarga bangsawan di tanah toraja. Isu tewasnya HM, pertama bisa saja isu yang sengaja dikembangkan berdasarkan analisis semata dikarenakan tidak adanya kejelasan informasi keberadaan HM untuk mendobrak keseriusan KPK dalam mencari HM atau bahkan memancing HM untuk muncul untuk menunjukan bahwa ia masih hidup. Kedua, bisa saja isu ini sebagai isu yang perlahan akan meredupkan isu keberadaan HM dikarenakan akan menumbugkan rasa penasaran publik terkait siapa yang membunuh HM? Ada kepentingan apa ia membunuh HM?, dari beberapa sumber dikabarkan HM tewas di bunuh agar tak buka suara. Ketiga ditengah andemi Covid-19 ini ada oknum yang sengaja memperalat isu meninggalnya HM dengan tujuan agar semakin buramnya kasus ini dikaitkan dengan Covid 19, yang nantinya HM tewas akibat Covid 19 sehingga HM akan dikuburkan tertutup maka KPK sulit untuk mencari bukti-bukti karena susah akses jika HM tewas karena covid-19 sehingga nantinya akan bertambah saksi-saksi perihal kematian HM jika disebabkan covid-19 seperti dokter yang menangani dan hal terkait lainnya, makan makin merumyamkan kasus ini untuk terungkap. Keempat, menurut Nietzsche "God is dead" (1882), publik "KPK is dead" (10/01/2020), MAKI" Harun Masiku is Death" (12/05/2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline