Lihat ke Halaman Asli

Yuni Yuni

Pengawas Pai

Kurikulum Merdeka dan Pembelajaran Inovatif

Diperbarui: 26 Maret 2023   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang merujuk pada pendekatan berbeda dari metode konvensional, seperti penggunaan teknologi pada pembelajaran, pengalaman langsung, pembelajaran berbasis proyek dan masalah, hal tersebut yang mendasari penerapan kurikulum merdeka dan merdeka belajar.Pembelajaran inovatif didasarkan pada gagasan bahwa setiap siswa memerlukan pendekatan pembelajaran yang berbeda dan dapat disesuaikan dengan gaya belajarnya, pada kurikulum merdeka dikenal dengan pembelajaran diferensiasi. Melalui pembelajaran inovatif, siswa diberi kesempatan untuk terlibat  aktif dalam proses pembelajaran dengan mereka  untuk memecahkan masalah dan berfikir kritis.

Ada beberapa contoh dari pembelajaran inovatif yang dapat dipraktekkan guru misalnya hybrid learning, pembelajarann online dan jarak jauh, pembelajaran berbasis proyek, penggunaan game dan simulasi, serta pembelajaran terbalik atau flipped learning di mana siswa mempelajari materi sebelum pertemuan kelas dan menggunakan waktu kelas untuk mempraktikkannya dengan bimbingan guru. Tujuan dari pembelajaran inovatif adalah untuk meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan hasil belajar, serta membantu siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan masa depan di era digital yang terus berkembang.

Mengembangkan pembelajaran inovatif di sekolah oleh guru dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks. Ada  beberapa langkah yang dapat diambil guru untuk mengembangkan pembelajaran inovatif di sekolah yaitu :

  1. Menentukan tujuan pembelajaran, Sebelum merancang pembelajaran inovatif, penting untuk menentukan tujuan dan hasil yang diinginkan dari pembelajaran tersebut, baik asfek sikap, kognitif dan psikomotorik. Pada kurikulum merdeka capaian pembelajaran menjadi hal urgen yang akan diturunkan melalui tujuan pembelajaran. Taksonomi atau kata kerja operasional sebagai tolak ukur proses dan hasil pembelajaran harus dipahami guru dengan baik, karena keefektifan pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajaran yang akan diraih. Dengan merdeka belajar desain awal pembelajaran yang dibuat guru yang tertuang dalam  perencanaan pembelajaran akan menentukan bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas dan bagaimana proses penilaiannya.
  2. Mengidentifikasi kebutuhan siswa, Mengembangkan pembelajaran inovatif juga memerlukan pemahaman yang jelas tentang kebutuhan dan kepentingan siswa oleh guru. Guru perlu melakukan penilaian keterampilan, minat, dan preferensi siswa agar dapat merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dalam kurikulum merdeka ada asesmen diagnostik pada awal pembelajaran yang berfungsi agar guru mengetahui dan menganalisis data siswa sehingga dapat memetakan kemampuan mereka apakah akan diulas kembali materi sebelumnya, atau menuju materi baru atau lebih mengeksplor materi secara kontekstual lerning. Guru dapat memberikan instrumen gaya belajar kepada siswa sehingga hasil yang diperoleh dapat membantu guru untuk mendesain pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhansiswa.
  3. Menggunakan teknologi dan media, Teknologi dan media dapat digunakan sebagai alat untuk mengembangkan pembelajaran inovatif. Guru dapat menggunakan aplikasi atau platform pembelajaran online untuk membuat konten interaktif dan menarik untuk siswa. Selain itu, media seperti video, audio, atau gambar juga dapat membantu menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang menarik. Pemanfaatan teknologi oleh guru adalah suatu keharusan yang disesuaikan dengan RPP atau modul ajar serta ketersediaan sarana prasana, tidak harus internet oriented namun guru memaksimalkan media yang tersedia dengan segala keterbatasannya.

Khusus untuk Pembelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) yang inovatif guru bisa menerapkan berbagai pendekatan yang berbeda untuk membantu siswa memahami dan menerapkan konsep-konsep agama secara lebih baik. Beberapa contoh pembelajaran PAI yang inovatif antara lain Guru dapat menggunakan teknologi seperti video, gambar, dan presentasi multimedia untuk membantu siswa memahami konsep-konsep agama dengan lebih baik. Misalnya, guru dapat menggunakan video bahan ajar baik membuat sendiri atau memanfaatkan yang sudah ada tentang materi kepaian misalnya tentang puasa, shalat, thaharah, haji dan lainnya untuk membantu siswa memahami tentang ajaran  Islam.

  1. Mengintegrasikan proyek dan praktikum, Pembelajaran inovatif juga dapat dikembangkan dengan mengintegrasikan proyek dan praktikum dalam pembelajaran. Proyek dan praktikum dapat membantu siswa memperoleh keterampilan dan pengalaman nyata yang berguna untuk kehidupan mereka di masa depan. Pada kurikulum merdeka pada setiap bab dengan beberapa pertemuan didalamnya ada kecenderungan lebih difokuskan pada pembelajaran projek dengan penilaian unjuk kerja, contohnya pada pembelajaran PAI kelas 7 SMP pada semester 2 pada bab 1 ada 5 pertemuan dalam modul ajar hampir semua penilaian berbasis unjuk kerja/keterampilan, untuk penilaian kognitif ada juga.

Jangan dilupakan juga adalah penilaian sikap sebagai pembiasaan dan pembentukan karakter, dalam kurikulum merdeka 6 profil pancasila harus mewarnai semua dan dijadikan landasan penilaian sikap siswa oleh guru, karena jika betul dipraktekkan hasilnya akan sangat mendukung kompetensi lulusan, jika ada sikap/karakter siswa yang tidak sesuai yang diharapkan harus dianalisis latar belakangnya kenapa seperti itu jangan menjudge salah guru atau salah guru PAI karena banyak faktor yang akan mewarnai suatu tindakan baik secara internal atau eksternal siswa. Pendekatan lain yang bisa diterapkan Guru dalam pembelajaran PAI yaitu guru dapat memberikan masalah atau tantangan yang perlu dipecahkan oleh siswa melalui pemahaman konsep agama. Misalnya, siswa dapat diminta untuk menemukan solusi untuk masalah kemiskinan berdasarkan konsep zakat.

  • Memberikan fleksibilitas dan dukungan, Pembelajaran inovatif juga memerlukan fleksibilitas dan dukungan dari guru, staf sekolah, kepala sekolah, pengawas, dinas pendidikan/pemerintah bahkan masyarakat. Dengan diterapkannya kurikulum merdeka guru diberikan keleluasaan untuk mendesain dan mengembangkan modul ajar sesuai karakteristik dan kebutuhan siswa, meskipun pada tataran realita masih berproses tapi jika menuju  ke arah hal tersebut akan sangat bagus setiap siswa akan difasilitasi sesuai kompetensi dan kebutuhannya karena setiap siswa adalah unik, namun guru memerlukan tujuan pembelajaran standar yang harus diraih siswa dengan menaikan levelnya jika anak lebih berkompetensi atau menurunkan levelnya jika siswa belum mencapai kompetensi tertentu.

Dengan mengambil langkah-langkah di atas, harapannya guru dapat mengembangkan pembelajaran inovatif yang memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih menarik, interaktif, dan efektif khususnya pada pembelajaran yang menerapkan kurikulum merdeka.

           @kemdikbud.ri

           @kurikulum.merdeka

           #MerdekaBelajar

           #KurikulumMerdeka 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline