Lihat ke Halaman Asli

Yuni Lia Wati

Universitas Dian Nusantara

Bisnis Sebagai Korban

Diperbarui: 11 Juni 2024   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BY YUNI LIA WATI

Bisnis dapat menjadi korban kecurangan internal maupun eksternal. Kecurangan internal dilakukan oleh karyawan di berbagai tingkatan, mulai dari pembukuan yang menulis cek untuk diri mereka sendiri, hingga kolusi kompleks untuk mencuri persediaan dengan memanipulasi data komputer dan mengirimkan barang curian ke lokasi di luar kantor pusat.

Kecurangan eksternal adalah penipuan yang dilakukan oleh pihak luar terhadap perusahaan. Perusahaan asuransi adalah korban umum dari jenis penipuan ini melalui aplikasi palsu dan klaim palsu. Bank juga sering menjadi korban, begitu pula dengan lembaga pemerintah.


Faktor kunci untuk mencegah kecurangan adalah mengenali tanda-tanda peringatannya. Mempelajari bagaimana kecurangan dilakukan sama artinya dengan memahami cara untuk meminimalkan kemungkinannya. Sayangnya, statistik masih menunjukkan banyak bisnis yang tidak memahami tanda bahaya kecurangan.
Laporan tahun 2010 dari Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) menunjukkan bahwa penggelapan aset merupakan jenis kecurangan yang paling banyak terjadi, mencapai 86,3 persen dari semua kasus kecurangan okupasional. Skema korupsi berada di urutan kedua yang jauh tertinggal di belakang yaitu 32,8 persen, dan laporan keuangan yang curang hanya sebesar 4,8 persen.

Kejahatan yang Mengincar Perusahaan

Fraud: Penipuan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan secara tidak sah. Fraud dapat berupa penggelapan dana, penipuan akuntansi, penipuan asuransi, dan lain-lain. Pencurian: Pencurian harta benda perusahaan. Pencurian dapat berupa pencurian uang tunai, barang inventaris, atau data elektronik.

Sabotase: Tindakan yang merusak atau mengganggu operasi bisnis. Ini dapat termasuk perusakan properti secara fisik, gangguan sistem komputer, atau pencurian rahasia dagang.

Cybercrime: Kejahatan yang dilakukan melalui internet atau jaringan komputer. Misalnya, peretasan data, serangan ransomware, dan penipuan phishing adalah contohnya.

BY YUNI LIA WATI

Dunia bisnis, meskipun penuh dengan peluang dan inovasi, tak luput dari ancaman yang dapat menghambat kemajuan dan bahkan menghancurkan perusahaan: penipuan atau fraud. Fraud, yang mengacu pada tindakan curang untuk mendapatkan keuntungan secara tidak sah, dapat menimbulkan dampak yang signifikan bagi perusahaan, mulai dari kerugian finansial hingga kerusakan reputasi. 

Memahami Fraud

Fraud dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Penggelapan dana: Pencurian uang tunai, cek, atau aset perusahaan lainnya.
  • Penipuan akuntansi: Manipulasi laporan keuangan untuk menyembunyikan kerugian atau meningkatkan keuntungan secara artifisial.
  • Penipuan asuransi: Mengajukan klaim asuransi palsu atau berlebihan.
  • Suap dan korupsi: Memberikan atau menerima uang atau barang berharga untuk mendapatkan keuntungan yang tidak semestinya.
  • Pencurian data: Mengakses data perusahaan secara tidak sah untuk dijual atau digunakan untuk tujuan kriminal.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline