Lihat ke Halaman Asli

Teganya Akil Mochtar, jika Sangkaan Korupsi Itu Benar

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini media dikejutkan dengan tertangkapnya Akil Mochtar ( Ketua MK ) dalam Operasi Tangkap Tangan KPK dirumah jabatan beliau di Jl. Widya Chandra Kuningan Jakarta.

Dari perspektive rakyat biasa saya sungguh tidak habis pikir bagaimana ini bisa terjadi. Apa yang dilakukan oleh seorang ketua MK dengan seorang anggota DPR Komisi II di rumah kediaman jam 10 malam ? Kalau ternyata diketahui kemudian bahwa mereka adalah bersaudara dan sedang ada urusan keluarga yang sangat penting saya sangat mengucap syukur. Tapi kalau tidak ada kaitan sama sekali bagaimana Akil Mochtar bisa mengelak dari sangkaan ? Apalagi bersama mereka ditemukan juga sejumlah uang dalam bentuk dolar Singapore. Untuk apa ? Ditambah lagi, hari ini Kamis, 3 Oktober akan dibacakan putusan tentang suatu perkara yang menurut akal sehat manapun, pasti dihubungkan dengan pertemuan tadi malam.

Saya menghela nafas panjang, sedikit pesimis bahwa semua ini akan berakhir dengan happy end dan optimis bahwa KPP akan melanjutkan kasus ini dengan sekuat tenaga dan tentunya mereka juga punya basis data yang kuat untuk membawanya ke tingkat yang lebih tinggi ( persidangan). Dan ketika ini nanti terjadi, bagaimana pandangan masyarakat terhadap lembaga MK yang selama ini dianggap sebagai lembaga super yang tahan terhadap godaan korupsi ?

Jauh dilubuk hati yang paling dalam, saya bertanya-tanya sendiri mengapa orang sekaliber Ruby, Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, sekarang Akil Mochtar bisa terlibat dalam perkara yang memalukan ini ? Mereka punya jabatan yang bagus, income yang cukup, fasilitas memuaskan, latar belakang pendidikan tinggi, sikap yang santun, keluarga yang agamis dan sebagainya. Apakah karena motif ekonomi ? motif politik ? motif sosial ? Entahlah, mungkin hanya mereka yang tahu.

Sementara itu dilain pihak, mereka menggunakan fasilitas negara yang dibiayai dari pajak rakyat. Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Restoran, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan 21. Bagaimana mereka bisa menghianati mereka yang sudah membayari mereka dengan semua fasilitas itu ? Masih dirasa kurangkah penghasilan yang mereka dapatkan dengan memeras uang rakyat ?

Sedih saya melihat ini semua, tanpa tahu apa yang bisa saya lakukan untuk -seandainya bisa - berbicara dengan para koruptor negeri ini, supaya mereka bertobat. Untuk para calon koruptor tolong dipikirkan kembali akibatnya. Percayalah, apa yang kalian lakukan akan merusak dan membinasakan diri kalian sendiri, khususnya keluarga besar. Tidak akan tenang hidup keluarga kalian kalau dihidupi dari sumber keuangan yang didapat dengan cara tidak halal, Tuhan pun akan tidak senang dan membiarkan kalian hidup tenang, percayalah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline