Pekalongan (8/8) -- Adanya bencana pandemi covid-19 yang hingga kini belum usai mengharuskan adanya social distance yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Lokasi kegiatan KKN yang biasanya ditentukan oleh LPPM berdasarkan basis desa binaan, kini mengharuskan mahasiswa untuk melaksanakan KKN di domisili masing-masing. Perubahan model KKN ini tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk mengabdi kepada masyarakat. Begitu pula dengan Yunita, mahasiswi jurusan akuntansi Universitas Dipoegoro (Undip) yang melaksanakan kegiatan KKN di Desa Pedawang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan sejak 30 Juni hingga 12 Agustus 2021.
Tahun ini, tema KKN yang diusung Undip adalah "Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 berbasis pada Tujuan (SDGs) melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata". Setiap mahasiswa diharuskan membuat dua program KKN berkaitan dengan covid-19 dan SDGs. Dalam pelaksanaannya, program kegiatan KKN yang dijalankan harus tetap memperhatikan protokol kesehatan. Berdasarkan hasil survei lapangan dan pertimbangan metode pelaksanaan kegiatan, Yunita akhirnya mengusung dua program yaitu sosialisasi seputar vaksinasi covid-19 dan pengembangan web desa.
Hasil perbincangan dengan Kepala Desa Pedawang memberikan gambaran bahwa antusiasme warga Desa Pedawang untuk mengiuti vaksinasi masih sangat rendah.
Dari hampir 2000 jiwa penduduk, hanya sekitar 100 warga yang mengikuti vaksinasi tahap pertama. Masyarakat cenderung enggan mengikuti vaksinasi karena terbawa berita bohong atau hoax seputar vaksinasi. Selan itu, publikasi terkait akan adanya kegiatan vaksinasi di desa juga dinilai masih minim, sehingga banyak masyarakat yang belum mengetahui. Melihat hal ini, Yunita mengusung program sosialisasi seputar covid-19 yang dilaksanakan dengan menyebarkan poster ajakan vaksin dan booklet via grup WhatsApp dan penempelan poster di beberapa tempat strategis.
Sementara itu, program pengelolaan web diusung mengingat ketersidaan informasi publik dan publikasi dari pemerintah desa masih sangat minim. Web desa yang seharusnya menjadi media publikasi nyatanya justru tidak dikelola oleh perangkat desa. Padahal, masyarakat berhak mendapatkan akses akan informasi publik. Selain ittu, web desa juga bisa menjadi alat branding Desa Pedawang agar semakin maju. Oleh karena itu, web yang sudah ada ditata ulang, dan perangkat desa diberikan pengarahan mengenai pengoperasian web desa. Program ini dilaksanakan dengan harapan kedepannya pengelolaan web desa mampu dilaksanakan secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H