Lihat ke Halaman Asli

Yunita Nurul Aini

Universitas Negeri Jakarta

Kriminalitas oleh Pemuda sebagai Bentuk Kenakalan Remaja yang Bergeser

Diperbarui: 21 Maret 2023   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemuda yang dikenal sebagai generasi yang akan meneruskan perjuangan bangsa. Harapan besar akan kemajuan bangsa dan negara ada di pundak pemuda. Tetapi, bagaimana generasi pemuda zaman sekarang? Apakah membantu banyak dalam kemajuan bangsa? Atau sebaliknya menciptakan suatu kemunduran bangsa?. Seperti yang sudah publik ketahui, belakangan ini sering terjadi kejadian-kejadian kriminalitas yang memilukan dilakukan oleh para pemuda. 

Generasi yang seharusnya menciptakan suatu perubahan dan kemajuan bagi bangsa ini dan melanjutkan perjuangan, tetapi malah merusak nama para pemuda sebelumnya yang sudah membangun bangsa ini dengan penuh perjuangan keringat dan air mata. 

Mereka beranggapan bahwa melakukan tindak kriminalitas adalah hal yang biasa-biasa dan dilakukan untuk mengisi rasa bosan malahan beberapa pemuda menganggap hal tersebut sebagai sebuah kebanggaan. Padahal nyatanya yang dianggap sebagai sebuah kebanggaan adalah suatu hal yang telah menghabisi nyawa orang lain. Kriminalitas pada pemuda diawali dengan adanya kenakalan pada remaja yang awalnya hanya biasa-biasa saja, tetapi lama kelamaan menampakkan hal yang menjurus pada kriminalitas. 

Menganggap sepele sebuah kenakalan pada remaja akan berdampak besar apabila tidak ditangani dengan cepat. Kriminalitas bukanlah hal yang dibawa sejak lahir, tetapi ada banyak faktor baik secara internal maupun eksternal yang mempengaruhinya. 

Faktor internal dari dalam diri individu itu sendiri yaitu perubahan biologis dan sosiologis dalam diri pemuda itu sendiri yang dimana mereka terus mencari identitas atau jati diri mereka yang sebenarnya. Selain pencarian identitas dari diri individu itu sendiri yaitu adanya kontrol yang lemah dari pemuda yang mana mereka belum mengetahui mana perilaku yang baik dan mana perilaku yang buruk. Contohnya seperti kasus remaja yang pernah melakukan tawuran. 

Saya pernah melakukan penelitian di sebuah rutan lapas khusus anak-anak dan remaja yang dimana saya mewawancarai seorang remaja berusia 16 tahun yang namanya disebut saja IR. IR ini ditangkap oleh kepolisian dan dibimbing di rutan tersebut karena melakukan suatu kejahatan yang dilakukan bersama teman-temannya yaitu melakukan tawuran hingga menimbulkan korban yang tewas. 

IR juga ternyata yang mengajak teman-temannya untuk melakukan tawuran karena dia bosan dan bingung ingin melakukan apa di waktu senggangnya. Alhasil dia mengajak teman-teman setongkrongannya lewat dm instagram untuk melakukan tawuran yang korbannya secara asal. 

IR mengakui bahwa dia akan terus melakukan tawuran sampai dirinya ditangkap oleh polisi, yang artinya sebelum dia ditangkap polisi maka dia akan terus melakukan tawuran. IR tahu bahwa yang dilakukannya itu salah tapi masih tetap saja tidak bisa mengontrol dirinya untuk tidak melakukan hal tersebut. Disamping kontrol dirinya yang lemah lebih lanjut IR menyatakan bahwa dirinya juga kurang kasih sayang dari kedua orang tua yang dimana ada di faktor eksternal yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan kriminalitas. IR ini tinggal bersama kakek dan neneknya yang dimana orang tuanya sudah berpisah sejak dirinya kecil. 

Dari kasus IR ini dapat disimpulkan bahwa kriminalitas ini bisa menjadi ajang bagi para pemuda untuk mencari identitas jati diri mereka yang sebenarnya tetapi di jalan yang salah akibat kontrol diri yang lemah, namun di lain sisi faktor eksternal seperti keluarga yang broken home juga bisa membawa dampak karena kurangnya kasih sayang yang diberikan oleh orang tua yang sudah berpisah. Selain itu, adanya konformitas yang dilakukan agar teman-teman sebaya yang lainnya dapat mengikuti kebosanan yang dirasakan oleh pelaku dan mengajak mereka untuk turut serta dalam tawuran yang dilaksanakan lewat dm instagram. 

Hal ini menunjukkan bahwa teman sebaya sangat mempengaruhi adanya suatu tindakan yang bersifat negatif. Selain kasus IR ada banyak kasus kriminalitas lainnya. Menurut data yang menunjukkan bahwa ada peningkatan kasus kenakalan remaja yang berujung kriminalitas dilakukan oleh remaja yang dimana pada tahun 2019 sebanyak 3.600 kasus dan meningkat pada tahun 2021 menjadi 4.200 kasus. 

Bukan hanya kasus tawuran yang menimbulkan korban jiwa, tetapi juga kasus kriminalitas lainnya yaitu anggota geng motor yang membacok warga sekitar, kasus pemuda yang menyiram air keras lalu kabur, kasus pembegalan yang pelakunya dalam usia muda dan masih banyak lagi kasus-kasus lainnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline