Best practice adalah salah satu bentuk publikasi karya ilmiah yang dapat dilakukan oleh semua guru. Praktik baik ini biasanya dimiliki guru saat melaksanakan kegiatan pembelajaran oelh guru mata pelajaran atau pemberian layanan oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah. Praktik baik tersebut didasarkan pada penguasaan substansi materi dan pedagogik yang teraplikasi di dalam kegiatan pembelajaran atau pemberian layanan di kelas serta menghasilkan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.
Penulis merupakan guru bimbingan konseling dan salah satu peserta PPG dalam jabatan kategori 2 pada tahun 2022 yang menjadi mahasiswa di Universitas PGRI Semarang. Pada akhir pelaksanaan PPL PPG dalam jabatan tahun 2022 para mahasiswa diwajibkan untuk menyusun best practice dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Penulis melaksanakan PPL di sekolah SMP Negeri 1 Jeruklegi Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap yang merupakan lembaga tempat asal mengajar. Penerapan praktik pembelajaran yang akan disusun sebagai best practice dilakukan pada kelas VIII. Terdapat 2 pemberian layanan yaitu bimbingan klasikal dan konseling kelompok, tujuan yang ingin dicapai pada pemberian layanan bimbingan klasikal adalah agar peserta didik dapat menentukan langkah-langkah cara pencegahan bermain game online melalui layanan bimbingan klasikal dengan metode problem based learning. Sedangkan pada konseling kelompok tujuan yang ingin dicapai agar anggota kelompok (AK) dapat menentukan cara menanggulangi kebiasaan menyontek dalam kegiatan belajar di sekolah melalui layanan konseling kelompok dengan Pendekatan konseling realita Teknik WDEP. Pelaksanaan praktik dilakukan pada PPL 2 tanggal 31 Oktober 2022. Penyusunan best practice menggunakan metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi) dengan melihat hasil dan dampak yang ditimbulkan setelah penerapan strategi yang digunakan oleh penulis.
Berdasarkan metode STAR yang digunakan dalam penyusunan best practice, langkah pertama yang dilakukan adalah melihat situasi atau kondisi yang melatarbelakangi penerapan strategi yang akan digunakan. Bedasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan, ditemukan beberapa masalah sebagai berikut :
Bimbingan klasikal
- Adanya fasilitas untuk bermain game di rumah
- Lingkungan siswa pada saat bermain game
- Adanya keinginan yang besar untuk memainkannya
- Ketika siswa memainkan game, siswa tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya.
- Kurangnya pengawasan orang tua
- Kejenuhan dengan rutinitas yang menonton
- Siswa merasa senang dan susah berhenti bermain
Konseling kelompok
- Siswa kurang yakin dengan kemampuan yang dimilikinya.
- Tekanan terlalu besar yang diberikan untuk hasil belajar yang bagus
- Pendidikan moral, baik di sekolah maupun di rumah, kurang diterapkan dalam kehidupan siswa.
- Sikap malas
- Siswa tidak percaya diri pada kemampuannya
- Belum bisa menerapkan sikap kejujuran
Beberapa hal tersebut menjadi penyebab latar belakang masalah dari praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Sehingga praktik pembelajaran menggunakan model dan media pembelajaran yang interaktif dianggap penting dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang peserta didik alami.
Untuk lebih jelasnya saya lampirkan dokumen best practice saya. Besar harapan saya ini bisa bermanfaat juga untuk Bapak/Ibu guru yang mengalami permasalahan peserta didik yang sama dengan saya. Mohon masukkan untuk kelengkapan best practice saya. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H