Sejak meneruskan tongkat estafet kepelatihan Jose Mourinho akhir tahun 2018 silam, Ole setidaknya sudah membawa penggemar Manchester United merasakan sensasi imajiner menaiki wahana rollercoaster.
Bagaimana tidak? Sempat dibawa ke titik tertinggi sejak dirinya diresmikan menjadi caretaker sampai akhirnya dijebloskan ke zona tim medioker tidak lama tepat setelah menandatangani kontrak tiga musim melatih setan merah.
Siklus WWDL (Win Win Draw Lose) seakan menjadi pengikut setia sejak resmi menjabat sebagai manager. Utamanya musim ini dengan perolehan 7 poin dalam 7 laga. Ah mantap kali kau, Bos.
Agaknya ada beberapa profesi yang lebih cocok untuk Ole ketimbang mengurusi setan merah yang memang bobroknya sudah mengakar.
Setidaknya profesi berikut lebih menguntungkan Ole daripada harus menerima hujatan fans MU yang sedikit akhlakless dikala klubnya kalah.
Balik ke Molde
Ya, seperti yang sudah menjadi rahasia umum. MU ini dulu menculik Ole dari tim liga teratas Norwegia, Molde FK. Track recordnya di Molde padahal cukup impresif, mampu membawa tim itu ke jalur juara setelah sekian lama memediokerkan diri.
Bayangkan, dibawah kepemimpinan Ole, klub antah berantah ini mampu menjuarai Liga Norwegia sebanyak tiga kali, dan bonus dua kali Piala Norwegia.
Ini sih saya yakin, memang MU-nya saja yang terlampau ampas, dua setengah musim sudah ditangani Ole masih saja puasa gelar dan jadi bulan-bulanan tim papan tengah.
Menjadi Guru Penjas