Rendahnya pertumbuhan ekonomi akibat krisis ekonomi yang terjadi menyebabkan meningkatnya kejadian kemiskinan di negara ini. Peningkatan angka kemiskinan sangat mungkin terjadi melalui kenaikan harga-harga seperti khususnya makanan pokok maupun bukan pokok karena penyusutan rupiah secara drastis, pergerakan sektor formal yang berakibat kebangkrutan usaha-usaha ekonomi, menurunnya prospek kerja di sektor informal perkotaan, melemahnya permintaan barang dan jasa serta penurunan drastis produksi pertanian. Semuanya menyebabkan penurunan pada pendapatan hingga dya beli bagi sebagian besar penduduk khususnya kelompok dengan pendapatan rendah baik di pedesaan maupun di perkotaan. Akibat dari rendahnya daya beli atau daya jual juga akan merembet pada kondisi setiap fisik manusia khususnya anak dengan usia balita, ya dikarenakan kondisi ekonomi yang rendah sehingga kebutuhan kesehatan pun tidak maksimal.
Kemiskinan adalah masalah yang serius yang tidak bisa dianggap remeh saja, kemiskinan dipengaruhi oleh faktor yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, penghasilan dan akses serta kondsi lingkungan. Di negara berkembang angka kemiskinan sangat terkait dengan aspek struktural. Penyebab kemiskinan bukan hanya satu faktor melainkan banyak faktor, namun pada umumnya kemiskinan disebabkan oleh 4 faktor yakni: 1) Faktor individu, seperti kondisi fisik dan kondisi psikolog seseorang tersbut yang disebabkan oleh perilaku, pilihan atau kemampuan dari si miskin itu sendiri. 2) Faktor Sosial, kondisi sosial yang menjebak seseorang menjadi miskin misalnya, diskriminasi berdasarkan usia, sosial, gender, etnis yang menyebabkan seseorang menjadi miskin. 3) Faktor Kultural, kondisi atau kualitas budaya yang menyebabkan kemiskinan. Faktor ini secara khusus sering menunjukkan pada konsep "budaya kemiskinan" yang menghubungkan kemiskinan dengan kebiasaan hidup atau mentalitas. Sebagai contoh, banyak ditemukan pada orang yang miskin malas dalam bekerja ataupun tidak menghormati etos kerja sehingga bisa berpengaruh pada nasib mereka. 4) Faktor struktural, sistem struktur yang bersifat tidak adil sehingga bisa menyebabkan seseorang menjadi jatuh miskin. Terdapat contoh seperti penerapan sistem neoribelarisme pada ekonomi di Indonesia yang memiliki sifat egois untuk memajukan perusahaan itu sendiri, sehingga menyebabkan petani dan para pekerja sektor sulitkeluar dan berkembang dari kemiskinannya. Sedangkan putar balik ekonomi orang kaya dan investor lebih diuntungkan melalui pajak dan investasi-investasi yang akan lebih menambah kekayaan, bahkan mendapat investor dari warga negara asing.
Metode
Metode dalam pembahasan yang digunakan dalam artiekel ini adalah studi pustaka (library research) yaitu metode dengan pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan pembahasan ini.
Pembahasan
Pertumbuhan ekonomi salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Perekonomian mengalami pertumbuhan bila pendapatan saat itu lebih besar dari pendapatan sebelumnya. Terdapat tiga faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi, yakni:
1. Akumulasi modal, yang meliputi segala macam bentuk atau jenis investasi baru.
2. Pertumbuhan penduduk yang tak bisa dihindari
3. Faktor kemajuan alat teknologi.
Pertumbuhan penduduk dan pertambahan angkatan kerja dianggap salah satu penyebab faktor pemicu pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak tenaga kerja berarti menambah ukuran daya jual beli. Sumber pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kemiskinan, diharapkan pertumbuhan ekonomi tersebut bisa menurunkan angka kemiskinan melalui pengangkatan tenaga kerja.
Pertumbuhan penduduk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sisi permintaan dan penawaran, dengan jumlah penduduk yang meningkat, maka akan meningkatkan konsumsi. Peningkatan konsumsi itu pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Penambahan jumlah penduduk berarti bertambahnya jumlah angkatan kerja akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Melalui tersedianya angkatan kerja ini, pertumbuhan penduduk diharapkan akan menurunkan kemiskinan. Jika penduduk mengalami pengangguran atau tidak bekerja maka dia tidak mempunyai penghasilan untuk mencukupi kebutuhan terutama kebutuhan konsumsi. Maka dengan tingkat pengangguran yang bertambah akan menurunkan konsumsi, otomatis juga menurunkan pertumbuhan ekonomi. Yang diharapkan dengan menurunkan jumlah pengangguran maka dapat menurunkan tingkat kemiskinan pula.