Lihat ke Halaman Asli

Resensi Cerpen "Kabut Ibu" Karya Mashdar Zainal

Diperbarui: 22 April 2021   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resensi Cerpen "Kabut Ibu" Karya Mashdar Zainal. (sumber: KOMPAS)

1. Identitas Cerpen

Judul Cerpen  : Kabut  Ibu
Nama Pengarang : Mashdar Zainal
Tanggal Penerbit : 8 Juli 2012
Jumlah Halaman : 1 halaman

2Pendahuluan

Cerpen ini memuat kisah tentang seorang ibu yang tampaknya mengalami pengalaman tarumatik bahkan sampai depresi mental berkaitan dengan pengalaman yang menimpa keluarganya. Penyebutan angkat tahun 1965 memberi latar waktu terjadinya tragedi yang menimpa tokoh cerita. Setting waktu kisah terjadi tahun 1965. 

Seorang Bapak keluarga, suatu malam, didatangi orang tak sesorang. Kedatangan orang itu tampaknya membawa hal yang tidak menguntungkan sehingga sang Ayah menyuruh sang istri dan anaknya segera mengungsi ke rumah abah (kakek). Pelarian itu melelahkan sampai akhirnya sang ibu dan anak selamat tiba di rumah kakek.

Pagi hari sang ibu raib dari rumah (kemungkinan di culik), abah bersama cucunya mencoba mencari di rumah tetapi sang abah berusaha agar sang cucu tidak mengethaui apa yang telah terjadi semalam terhadap ayas dan ibu. 

Abah berusaha menenangkan sang cucu ketika menyaksikan rumah porakporandah dan berlumuran darah. Sang abah berusaha menghindari pernayaan sang cucu tentang nasib ayah dan ibunya. Dengan bijaksana sang abah menjelaskan misteri kehidupan dan kematian kepada sang cucu.

Sang ibu didapati berada dalam konsdisi mengenaskan ketika dibawa ke rumah abah dan disaksikan anaknya. Tampaknya sang ibu dianiaya dan suaminya dibunuh sehingga ia mengalami tekanan jiwa sampai tidak bisa berkomunikasi. Dia menjadi seorang ibu tanpa ekspresi termasuk tidak bisa menangis. Ia menutup diri terhadap dunia luar. 

Dalam kondisi menutup diri terhadap dunia luar ini mata sang ibu mengeluarkan kabut setiap saat yang membuat warga sekitar menilai bahwa rumah mereka menjadi rumah setan yang jauh dari Tuhan. Pada akhir abah dan cucunya membuka paksa pintu kamar sang ibu, dan ternyata sang ibu telah raib dari kamar yang terkuci tetapi kabut terus mengepul

3. Isi Resensi

Kelebihan:
a. Menggunakan citraan perasaan
b. Apik
c. Diksi Indah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline