Mumpung ada ide buat nulis lagi, kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang perjalanan karir saya. Saya lulusan dari jurusan Ilmu Matematika dan lulus tahun 2019 akhir, sudah 2 tahun dan bukan lagi fresh graduate.
Awalnya saya milih matematika karena menghindari biologi dan kimia sekaligus saya ingin bergabung di salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang Asuransi dan waktu tahun 2015 jurusan yang di cari itu salah satunya ilmu matematika. Ya itu ekspetasi saya!!!. Alhamdulillah, bisa lulus tepat waktu dan cusss cari kerja. Jrengggggg, ternyata tidak semudah yang saya bayangkan.
Waktu kuliah saya aktif ikut organisasi, seminar dimana-mana, nyari toefl bahkan harus skor 500 keatas. Saya rancang curriculum vitae (cv) saya sebaik mungkin, bahkan sampai revisi lebih dari 20 kali.
Tahun 2019 akhir, saya melamar ke banyak perusahaan, dan satu pun belum ada yang nyantol. Akhirnya saya mencoba ikut freelance menjadi admin data marketing, kerjanya remote dan harus siap sedia jika ada revisi dari atasan. Saya heran kenapa kog nggak ada yang lolos satu pun, ternyata kesalahan saya itu banyak banget.
Saya sebutkan semuanya biar jadi pengetahuan, CV saya alay kesannya lebay, semacam warna warni, font tulisan nggak sesuai, tata letaknya berantakan dan nggak enak banget dilihat, ada lagi skill saya di bidang teknologi sangat kurang. Misal, saya melamar sebagai data analyst, nah yang skill yang saya punya itu hanya mampu mengoperasikan Mc. Excel dan Minitab, padahal skill yang di minta banyak, harus bisa python, Rstudio, SAS, SQL, pokoknya seperangkat bahasa pemograman.
Kesalahan terakhir dan gokil, saya ngirim lamaran via email itu di atas jam 8 malam, saya baru sadar kalau itu salah setelah ngirim hampir lebih dari 20 lamaran. Diketawain saya sama kakak kelas saya, gara-gara saya mengirim email jam 8 malam, ya jelas kantor udah tutup, siapa yang mau lihat dan otomatis email ketumpuk.
Setelah mengetahui kesalahan saya yang sebegitu banyak, tahun 2020 awal saya mencoba merevisi kembali cv saya dan berbagi kepada teman-teman saya, kakak kelas saya yang sudah bekerja untuk membantu menilai cv saya. Sekaligus saya mencoba untuk mengikuti beberapa course programming data analyst dan data scientist.
Belajar soal-soal psikotes kerja, latihan menjawab pertanyaan wawancara. Memperbaiki etika mengirim email, belajar bahasa inggris, karena pernah di wawancara pakai bahasa inggris dan disitu saya memalukan diri saya sendiri, hancurr sudah grammar saya. Kemudian, sambil menunggu panggilan kerja, sertifikat course saya semakin menambah dan saya masukkan ke cv saya dan baiknya secara perlahan-lahan, panggilan tes terus berdatangan.
Ya meskipun baru tes, saya udah seneng masih di beri kesempatan untuk menunjukkan kemampuan saya dari pada tidak sama sekali seperti tahun 2019. Nah, semakin saya mengikuti banyak course, webinar tentang jobseeker saya paham, kalau ternyata benar ijazah saja tidak cukup. Perlu adanya skill yang benar-benar bisa di akui, kreatif, dan juga bukti kemampuan misalnya sertifikat keahlian atau malah lebih baik ada project sebagai bukti nyata gitu.
Jadi begini, teruntuk kalian yang mungkin masih kuliah di semester akhir atau bahkan cari kerja, coba kalian renungkan kalian ingin kerja di bidang apa, dan segera cari skill apa saja yang di butuhkan. Tidak ada kata terlambat untuk memulai, kalau udah sadar skill kurang langsung gas belajar ikuti banyak webinar dan course. Misalkan ingin berkarir di dunia marketing, skill yang di butuhkan misalnya negosiasi, komunikasi, bahasa inggris, kemudian dunia data analyst skill yang di butuhkan logika, pemograman komputer, tertarik di dunia data.
Jika di waktu kuliah sudah aktif, setelah lulus harus lebih lebih aktif karena saingan kerja sudah di luar nalar. Kemudian etika mengirim lamaran kerja, waktu efisien mengirim lamaran via email itu di jam kerja, jam 8 pagi- 3 sore, jangan lupa juga Subjek Email haruss ada, jangan sampai kosongan. Misalkan Apply-Data Analyst, jadi jelas kalau itu email lamaran kerja.