Lihat ke Halaman Asli

Yuni Nisa K.

Mahasiswa- UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Budaya Literasi Sebagai Identitas Negara

Diperbarui: 21 November 2022   01:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

identitas negara itu yang seperti apa sih? apa peranan penting sebuah identitas bagi negara?

Dikutip dari kbbi, identitas ialah jati diri. Lantas identitas negara ialah sebuah cerminan jati diri dari sebuah negara tersebut di hadapan publik ataupun di kancah Internasional. Identitas negara sebagai cerminan kehidupan negara itu sendiri. Baik ataupun buruknya sebuah negara dapat menjadikan sebuah identitas tetap dimata publik. Identitas sebuah negara dapat diperbaiki tolak ukur sebuah negara.

Kali ini saya akan menfokuskan topik identitas negara dalam budaya literasi.

Budaya literasi adalah sebuah perkembangan dan perubahan yang ada turun menurun sejak zaman dahulu yang harus dilestarikan yang mengenai dalam menulis,membaca, dan berpikir kritis. Budaya literasi sedang digiatkan besar- besaran di sekolah- sekolah yang berguna untuk meningkatkan minat baca, menulis, dan berfikir kritis terhadap suatu masalah dari muris- murid.

Namun hal ini menurut saya pribadi sangat menyedihkan. Mengapa? Karena hal itu mencerminkan bahwa minat budaya literasi di Indonesia sangat lah rendah. Kemampuan literasi Indonesia secara nasional dan internasional tidak begitu tinggi, dengan kutipan data dari kemdikbud. Hal itu dibuktikan dengan kutipan dari situs kominfo, riset world's most literate nations ranked pada 2016 menjelaskan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat literasi. Dengan urutan Negara Thailand (59) dan Botswana (59).

Kualitas suatu rakyat sebuah Negara dapat ditentukan dengan pengetahuan dan kecerdasan intelektual nya. Kecerdasan dan pengetahuan itu bisa didapatkan dengan bergantung atas informasi dan ilmu yang telah di dapat melalui lisan maupun tulisan. Semakin banyak orang yang berwawasan di Negara tersebut maka sumber daya manusia nya semakin berkualitas.

Apakah budaya literasi ini dianggap sepele dan ketidak pedulian di Indonesia yang tercermin atas ranking terakhir? Atau masalah lain, seperti tidak suka membaca buku, akan tetapi sangat aktif dalam media social? Lantas apa langkah pemerintah untuk merubah kebiasaan buruk ini?

Sejatinya pemerintah telah melakukan banyak sekali tindakan dan usaha- usaha untuk meningkatkan budaya literasi ini. Salah satunya adalah upaya di sekolah- sekolah. Telah diterapkannya upaya literasi yang untuk  semua murid yang wajibkan membaca di sebelum jam pelajaran berlangsung.

Lantas dikemajuan teknologi 5.0 saat ini, literasi yang menarik minat pembaca adalah literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami ilmu yang dapat bermanfaat untuk menambah wawasan yang memanfaatkan kecanggihan teknologi. Literasi digital menarik pembaca yang cukup kuat karena saat ini mayoritas orang hanya membawa alat elektronik yang simple dan praktis kemanapun dan dimanapun.

Literasi digital ini biasanya berbentuk softfile yang tidak berupa cetak kertas seperti biasanya. Literasi digital ini pula membawa dampak besar. Karena dalam literasi digital tidak memerlukan percetakan fisik yang menggunakan kertas. Hal ini berdampak besar bagi pohon, yang dimana bahan baku kertas terbuat dari pohon. Pemanfaatan ini dapat menyelamatkan bumi dengan pohon- pohon yang menghasilkan oksigen untuk keberlangsungan udara manusia dibumi.

Banyak instansi- intansi pendidikan yang menerapkan kebijakan dalam operasional nya dengan menggunakan e-book atau electronic book. E-book tersebut bisa menjadikan salah satu prasarana yang positif. Karena dengan e-book, murid- murid tidak menjadikan alasan tidak membawa buku dan malas untuk membaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline