Desis masinis berjarak mendekat
Meletupkan suara asap pada rel besi menggerigi
Sejenak kakimu terhenti --dihadapku
Peluit panjang menepi pula
Kau tanya "Apakah kau rindu?"
Roda-roda tersenyum simpul
Per mendengkur dibadan sepur.
Kereta cepat kilat pergi lagi
Pelumas mempercepatnya
Ku terpecut oleh rimbunan orang --duduk di gundukan tempatmu mengeluh
Kau bertanya nyinyir
Ku berbisik nyengir "Ku tak menunggu kau!
Daku rindu pada ramai gerbong-gerbong antrean bertiket,
daku rindu harum karat besi pada tulang stasiun ini!"
Mojokerto, 10 April 2017
Puisi ini dimuat dalam buku antologi bersama yang berjudul Kereta Kelana pada tahun 2017