Di social media seperti twitter, beberapa hari ini ramai Retweet dengan tulisan (lebih kurangnya) begini, pendukung Prabowo itu ada 2 macam : yang terang – terangan dan yang diam menyimpan dalam hati.
Jujur nih, tadinya saya gak pernah terpikir kalau tahun ini kembali meramaikan politik di Indonesia (halah, siapa saya ya?hihihi). Setelah tahun 2009 golput karena masuk barisan sakit hatinya salah satu partai berkuasa. Tahun ini saya mantap memilih salah satu pasangan presiden.
Kenapa saya memilih pasangan capres- cawapres ini? Kalau saya jelaskan, isinya gak bakal beda dengan yang sebelumnya menulis kenapa mereka memilih pasangan tersebut. Isinya itu – itu aja kan?
Memilih pasangan ini bukan berarti saya gak di bully, gak usah jauh – jauh deh, sama Bapak saya aja sering diketawain. Tapi kali ini saya yakin Insya Allah dengan pilihan saya. Soal menang kalah, itu semua ada di tangan Allah – saya hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Indonesia. I believe it’s all written since long time ago and what happening now is just part of the process itself.
Terkait dengan segala isu ini – itu, saya sih gini aja berpikirnya, kenapa sekarang sih pada begitu hebohnya? Lima tahun lalu saat capres ini bergandengan tangan menjadi cawapres untuk si Ibu pimpinan partai di sebelah sana, koq gak seheboh sekarang? Apa mungkin si ibu mau bergandengan tangan sama capres ini , jika saja beliau terbukti salah? I don’t think so,:)
Kenapa saya gak milih capres yang satu lagi? Begini aja sih, waktu pilkada pun saya gak milih beliau (lagi – lagi saya golput). Hati saya masih belum tergerak untuk memilih beliau. Walaupun sekarang kagum dengan kerjanya untuk Jakarta, Saya masih pengen beliau untuk membenahi Jakarta. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Sesimpel itu? Iya sih.
Kembali pada pasangan capres – cawapres pilihan saya, kenapa sih pada heboh kalau beliau keliatannya sangat pengen banget jadi presiden bahkan dari tahun 2004 sudah membayar konsultan dari Amerika (wallahu alam bener apa gaknya nih)?
Gini aja, pasti pada pernah ngalamin kan kalau pengen banget masuk universitas negeri yang favorit? Bahkan ada yang sampe tiga kali (dulu sih dikasih kesempatan tiga kali, gak tahu sekarang) ikut UMPTN (sekarang namanya udah ganti juga deh kayaknya) demi bisa diterima? Bahkan sampai bela – belain ikut segala macam bimbingan belajar atau bayar joki atau apa saja untuk bisa diterima. Karena interval waktunya per tahun, jadi terlihat biasa aja.
Nah untuk Prabowo, secara pemilihan presiden per lima tahun, wajar aja donk kalau tiap lima tahun beliau niat banget usaha. Secara dia merasa dirinya mampu secara finansial maupun kapabilitas. Nah, yang diseberang sana, udah tiga kali pemilihan juga ikut kan? Tapi kenapa pendukungnya diem – diem aja? Hmm...
Sebenarnya , saya berusaha gak ikut – ikutan menulis tentang pesaingnya, tapi entah kenapa, kayaknya kalau gak dicolek dikit jadi kurang seru gitu.
Sebenernya nih, rame – ramenya orang di dunia maya mendukung si ini si itu dengan kampanye hitam ataupun putih, gak ngaruh – ngaruh banget sih. Coba deh sekali – sekali tanya sama orang disekitar. Jangan cuma mainin gadget mulu, di bis keq ngobrol sama orang di samping atau tukang sayur yang lewat depan rumah untuk sekedar survey kecil – kecilan. Dijamin, kalian akan kaget dengan hasilnya.
Saya gak percaya saat mendengar jawaban jujur dari orang – orang yang di survey atau dari status temen – temen facebook saya yang suka iseng bertanya dan memposting percakapan mereka. Somehow, banyak yang yakin memilih Prabowo. Somehow, banyak luka saat partai sebelah berkuasa. Somehow, capres satu ini sudah ber’gerilya’ sejak lama memberikan kepercayaan kepada masyarakat melalui tindakan nyata.
Indonesia itu besar, Bung! Para pengguna social media hanyalah mereka yang berada di kota besar, bahkan kebanyakan dari mereka baru sekedar sampai pada tahap hanya tahu facebook. Jadi, daripada kampanye menjelek-jelekkan si nomor satu atau si nomor 2, mending keluarin aja senjata dengan hal – hal postif calon pilihan kalian. Cara ini jauh lebih efektif.
Dengan segala rumor yang ada, yang kebenarannya hanya mereka yang tahu, coba deh berpikir jernih. Coba deh membaca lebih banyak. Jangan cuma percaya share berita dari orang – orang yang gak jelas juga karena ke-bias-annya. Dengan cara ini, kalian bisa tahu siapa yang sebenarnya layak untuk menjadi pasangan presiden dan wakil presiden lima tahun ke depan.
Salam Indonesia Raya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H