Lihat ke Halaman Asli

Merasakan Manfaat dari Yoghurt

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Gara – gara kemarin membaca tentang yoghurt, akhirnya saya teringat bagaimana pengalaman saya saat mengkonsumsi makanan satu ini.

Dulu – dulunya saya gak suka banget sama yoghurt, bisa jadi karena saya malas beradaptasi dengan rasa. Perlahan saya akhirnya mulai mencoba tapi bukan yang plain (tanpa rasa), saya memulainya dari rasa strawberry. Alhasil, hingga saat ini yoghurt strawberry selalu menjadi favorit saya.

Yoghurt tanpa rasa biasanya kami di rumah membeli untuk dicampur dengan masakan. Masakan yang menggunakan santan, jika diganti dengan yoghurt akan tetap enak dan jauh lebih sehat.

Bagaimana agar yoghurt tidak pecah saat memasak? Secara pembuatan yoghurt sendiri sudah melalui proses pemanasan yang cukup lama. Sebaiknya yoghurt dimasukkan di bagian akhir untuk mengentalkan makanan tersebut dengan takaran secukupnya. Bisa juga saat makanan sudah matang, matikan api lalu masukkan yoghurt dan kemudian diaduk.

Walau gak mengonsumsi yoghurt setiap hari, tapi yoghurt ini bisa jadi semacam life saver di saat genting. Sampe segitunya ya?

Ceritanya minggu lalu saya lagi berada di suatu negara dengan musim dingin yang bikin menggigil. Gak terbiasa dengan udara dingin plus seringnya terkena kepulan asap rokok, sukses membuat saya sedikit ‘drop’. Demi bisa secepatnya sehat sebelum pulang ke Indonesia, alhasil saya nekat membeli frozen yoghurt dengan harga 3x lipat dari yang biasa kita temukan di Jakarta. Duh!

Standar saya, topping ya strawberry. Jadi sama si mbaknya, pertama strawberry ditaruh di mangkuk (paper cup) sebagai base (dasar) , lalu ditambahkan yoghurt diatasnya. Belum selesai sampai disitu, dia bertanya lagi, mau pake topping apa? Lah, saya bingung, kalau di Indonesia yang paling murah ya cuma 1 aksesoris aja. Ngasal karena bingung, akhirnya saya minta chocolate chip.

Alhasil saya menikmati yoghurt dengan rasa campur – campur. Yoghurtnya sendiri agak sedikit manis menurut saya, berharap lebih asam karena bakal lebih nikmat. Mungkin karena mindset saya yoghurt itu efektif, alhasil beneran saya sembuh. Malamnya saya terbebas dari lemas dan rasa tidak nyaman di tenggorokan.

Dalam kehidupan sehari – hari, walau gak anti , saya selalu menghindar dari mengkonsumsi obat – obatan. Efek dari obat itu terlihat menakutkan bagi saya pribadi. Selama masih bisa diganti dengan yang selain obat, saya akan memilih opsi tersebut.

Memang sih frozen yoghurt tidak seefektif yoghurt yang biasa kita temukan di bagian makanan/minuman dengan pendingin di supermarket. Walau kandungan probiotiknya tidak banyak tapi cukup efektif dan rasanya yang mirip – mirip ice cream itu sangat menggoda. Hehe.

Probiotik yang biasa terkandung di dalam yoghurt ini sangat baik untuk kesehatan. Probiotik yang dikenal sebagai bakteria baik ini diperlukan oleh tubuh.

Saya kenal seorang dokter kandungan yang mengatakan untuk wanita yang bermasalah dengan jamur dan sebagainya agar mengkonsumsi yoghurt karena dapat menyembuhkan. Terkadang kita wanita menganggap remeh masalah di bagian sensitif ini hingga masalahnya berlarut – larut. Banyak wanita yang mengabaikan untuk memeriksakan bagian sensitif satu ini. Padahal kalau sampai tingkat lanjut, bisa membahayakan termasuk berakibat kemandulan.

Mengkonsumsi obat memang cepat menyembuhkan penyakit tetapi selalu ada efek sampingnya. Maka dari itu , dokter kandungan tersebut menganjurkan para wanita untuk mengkonsumsi yoghurt demi melawan jamur dan infeksi di bagian sensitif.

Selain melindungi para wanita dari hal yang saya sebutkan,mengkonsumsi yoghurt banyak juga manfaat lainnya. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Hehehe.

Apa aja sih manfaatnya? (ini sekali lagi berdasarkan pengalaman pribadi). Secara bahan dasar yoghurt ini adalah susu yang ditambahkan dengan bakteria baik. Otomatis, semua manfaat susu kita dapatkan disini plus dengan manfaat lainnya.

Untuk masalah susah buang air besar , rajin mengkonsumsi yoghurt dapat memperlancar proses pencernaan sehingga gak perlu pusing karena perut terasa begah gak jelas.

Kandungan vitamin D yang berasal dari susu bisa membantu mencegah penyakit osteoporosis. Selagi masih muda (ahemmm), kita bisa berbuat banyak agak terhindar dari penyakit yang menjadi momok bagi mereka yang berusia lanjut (walau akhir – akhir ini , mereka yang muda banyak juga yang sudah terindikasi dengan penyakit ini).

Menurunkan resiko tekanan darah tinggi. Yup, seperti yang saya sebutkan di awal, secara di rumah kedua orang tua positif dengan tekanan darah tinggi dan kolesterol , membuat kami beralih dari menggunakan santan menjadi yoghurt.

Untuk merawat kecantikan. Ahay... misalkan ada yoghurt yang terlanjur kadaluarsa. Silakan digunakan sebagai masker, dijamin muka akan bersih bersinar.

Siapa lagi yang sudah merasakan manfaat yoghurt selain pengalaman saya di atas?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline