Tahukah kamu? Tanggal 10 Mei merupakan peringatan Hari Lupus Sedunia lho! Tapi apa itu lupus? Kali ini kita akan membahas mengenai lupus dan tantangan yang dihadapi odapus pada masa pandemi. Markica! Mari kita baca!
Apa itu Lupus?
Lupus adalah suatu penyakit autoimun, dimana imun dalam tubuh kita yang seharusnya memproduksi antibodi untuk menyerang virus dan bakteri tidak dapat membedakan benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan malah berbalik menyerang sistem ketahanan tubuh itu sendiri. Lupus dapat menyerang sel, jaringan dan organ tubuh yang sehat.
Penyintas lupus mengalami gejala seperti nyeri pada otot atau sendi, sakit kepala, ruam kemerah-merahan pada area pipi dan hidung yang polanya mirip seperti kupu-kupu, rambut rontok, pendarahan yang tidak biasa, dan simtom-simtom lainnya yang mungkin tidak nampak dan berbeda-beda.
World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 5 juta penduduk di dunia merupakan penyintas Lupus. Dan meskipun lupus dapat menyerang laki-laki dan anak-anak, akan tetapi sebagian besar penyintas lupus merupakan perempuan dengan kisaran usia 15-44 tahun.
Di Indonesia sendiri sekitar 1.250.000 orang penyintas lupus tidak menyadari bahwa dirinya menderita lupus karena adanya beberapa simtom yang berbeda dan tidak terlihat sehingga tidak mudah untuk dideteksi.
Apa saja sih jenis-jenis Lupus itu?
Janis-jenis lupus antara lain:
- Lupus Eritematosus Sitemik (Systemic Lupus Erythematosus/SLE)
Jenis lupus ini merupakan jenis yang paling umum dan sering terjadi di masyarakat. Gejalanya sendiri beragam, beberapa merasakan gejala ringan, beberapa parah, dan dapat berlangsung lama atau hanya sementara.
- Lupus Eritematosus Kutaneus (Cutaneous Lupus Erythematosus/CLE)
Jenis lupus ini pada umumnya menyerang kulit sehingga menyebabkan ruam kemerah-merahan. Diagnosis dapat dilakukan dengan melakukan biopsi pada ruam yang muncul di kulit tubuh.
- Lupus Akibat Obat
Obat yang kita konsumsi dapat menimbulkan berbagai reaksi dan efek samping yang berbeda pada tiap-tiap individu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan suatu efek samping yang menyerupai lupus. Namun, pada kasus ini hanya bersifat sementara dan gejala lupus yang muncul akan hilang dengan sendirinya seiring dengan berhentinya konsumsi obat tersebut.
- Lupus Eritematosus Neonatal