Lihat ke Halaman Asli

YUNIA VERTIKA RAHMAWATI

Mahasiswa Universitas Diponegoro, Jurusan S1 Biologi

Kisah Yunia, Mahasiswi Undip Asal Pemalang yang Tetap Mengabdi Walau Pandemi

Diperbarui: 15 Agustus 2020   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan edukasi kepada anak-anak terkait pentingnya memakai masker di masa pandemi/dokpri

Pemalang (15/8/2020) - Di tengah pandemi Covid-19 mau tak mau kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) harus tetap dilaksanakan oleh berbagai institusi pendidikan, tak terkecuali Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Namun dalam hal ini pihak Universitas memberikan aturan baru, dimana dalam pelaksanaanya tidak dilakukan pembagian kelompok dan penempatan daerah secara acak melainkan dilaksanakan secara individu di domisili masing-masing mahasiswa. 

Dari program tersebut, Yunia Vertika Rahmawati, mahasiswa program studi Biologi UNDIP melakukan KKN di Desa Kebondalem RT 05 RW 02, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang. 

Apa yang dilakukan ? Perempuan kelahiran 7 Juni 1999 ini memanfaatkan limbah organik yang terdapat di sekitar lokasi KKN dan disulap menjadi produk handsanitizer yang keberadaanya sangat dibutuhkan di masa pandemi seperti sekarang. Sebagai kota penghasil nanas madu, tentunya di Pemalang sendiri buah tersebut menjadi bahan pangan dari komoditas hayati yang banyak ditemukan di sepanjang jalan. Rasanya yang manis seperti madu membuat buah ini banyak digemari oleh masyarakat dari dalam maupun luar Pemalang. 

Wawancara dengan penjual nanas madu/dokpri

Namun sayangnya, permintaan yang tinggi dari konsumen akan nanas madu membuat limbah organik yang dihasilkan dari kulit nanas juga semakin tinggi karena tidak adanya pemanfaatan lebih lanjut, padahal menurut penelitian yang sudah dilakukan dalam sebuah jurnal menyebutkan bahwa dalam kulit nanas terdapat senyawa-senyawa kimia yang berpotensi sebagai agen antibakteri. Dari hasil uji fitokimia yang telah dilakukan, diketahui  kulit nanas positif mengandung flavonoid, tanin, dan saponin.  Sehingga melihat hal tersebut, perempuan yang akrab disapa Yunia ini akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah produk handsanitizer yang berbahan dasar dari kulit nanas. Cara yang dilakukan cukup mudah, yaitu dengan mencampurkan sari kulit nanas dengan alkohol 70% dengan takaran tertentu. 

Produk handsanitizer kulit nanas/dokpri

Program tersebut kemudian disosialisasikan kepada ibu-ibu PKK RT 05 RW 02 Kebondalem melalui video tutorial yang sudah dibuat sebelumnya dan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada sesi ini ibu-ibu PKK yang hadir sangat berantusias, terlihat dari mereka yang aktif bertanya sehingga membuat suasana menjadi sangat hidup. Di akhir sosialisasi, dilakukan pembagian produk dan foto bersama. 

Pembagian produk handsanitizer kepada ibu-ibu PKK/dokpri

Selain melakukan sosialisasi pembuatan handsanitizer dari kulit nanas, Yunia juga membuat program  yang diberi nama "BERAMAL" singkatan dari Bersama Hadapi Era New Normal, yaitu berupa kegiatan sosialisasi mengenai adaptasi kebiasaan baru kepada masyarakat khususnya warga RT 05 RW 02 Kebondalem melalui desain grafis dalam bentuk poster. 

Desain poster new normal/dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline