Lihat ke Halaman Asli

Aku Hanya Ingin Melihat Anakku!

Diperbarui: 20 Agustus 2016   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin melihat anakku
sejenak saja di celah-celah badan tegap berseragam dan pagar besi
yang mengelilingi lapangan hijau berlumpur itu
aku hendak melihatnya meski berhimpit dengan sesama manusia-manusia
memenuhi pinggir lapangan
katanya merdeka ! merdeka! dan merdeka!
aku tak mengerti

Gadis kecilku berdarah merah
bagiku ia kecil tunggal bersarapan nasi sisa semalam
berseragam pembagian panitia
berselandangkan pita merah putih
pagi ini hendak berbaris bersama lainnya
mengibar bendera di tanah lapang

Aku mengikuti gerakan demi gerakan menuju tiang
merah putih terikat disana
aku melihat anak gadisku dan bendera lusuh yang tergantung
seumpama nasib negeri yang menggantung
lagu "Indonesia Raya" mengalun
pelan merah putih lusuh naik, berkibar oleh angin
gadisku tersenyum memberi hormat
aku ikut memberi hormat
merdeka! merdeka! merdeka! sekitarku berseru

Aku pulang menyusuri jalan di atas jalan beraspal
penuh lobang-lobang menggangga meski sebulan lalu baru diresmikan
terpaku memandang lapak-lapak berserakan sisa gusuran
alasannya penertiban untuk keindahan kota
besok aku jualan dimana?
merdeka! merdeka! merdeka!

Aku tiba-tiba ingin berdoa
berdoanya dirumah saja
gereja kami baru kemarin digusur dengan alasan izin
berdoa dirumah tak pakai izin
aku ingin berdoa bersama gadisku yang baru saja mengibar merah putih
dengan seruan merdeka! merdeka! merdeka!

"Ibu, buka pintunya!"
suara anak gadisku memanggil
ia muncul dari balik pintu dengan seragam putih-putihnya
menenteng dua kotak nasi
"ini untuk makan siang ini, Ibu"
dengan senyum menghampiriku

Dibukanya selendang merah putihnya
dielusnya pelan penuh cinta
aku menatapnya tak mengerti
ia meletakannya di atas meja dengan pelan
"Ibu, merdeka!" serunya ke arahku
dan kami berpelukan

"Anakku, aku tak mengerti, aku tak memahami,
sekitarku penuh dengan ucap merdeka, entah apa itu"
ia menatapku dengan semangat
"Ibu, kita merdeka, Indonesia merdeka!"

Dibukanya kotak nasi dengan senangnya
dan kami makan dengan lahap
merdeka! merdeka! merdeka!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline