Surabaya -- Virus Corona atau (COVID-19) masih menjadi topik terhangat yang diperbincangkan seluruh masyarakat di dunia. Sudah beberapa bulan di Tahun 2020 berlalu dan virus ini masih dengan cepatnya menyebar ke seluruh dunia. Angka kasus virus corona (COVID-19) di Indonesia masih terus mengalami peningkatan setiap harinya. Bahkan untuk pertama kalinya sejak diumumkan pada 20 Maret 2020, kasus Covid-19 di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Pembatasan pergerakan pun dipilih menjadi langkah awal mencegah berkembangnya virus ini sehingga membuat berbagai macam bidang kehidupan di dunia terdampak. Perekonomian dunia mulai merosot akibat berhentinya beberapa roda penggerak ekonomi di dunia yang tentunya akan memperburuk kondisi dunia pasca pandemi ini.
Sejumlah masyarakat Indonesia sudah terkena imbas dari adanya Virus Corona ini, sehingga pemerintah mengharuskan masyarakat menerapkan physical distancing dan melakukan semua kegiatan di rumah, seperti work from home. Sejak sejumlah perusahaan memberlakukan kerja dari rumah atau work from home (WHF) bagi karyawannya harus mematuhi aturan yang sudah diterapkan oleh pemerintah. Namun, tak semua profesi bisa mendapatkan kesempatan untuk work from home, salah satunya adalah driver ojol (ojek online). Adanya Social Distancing dan banyak yang takut keluar rumah, atau sebagian masyarakat yang lebih enggan memilih menggunakan kendaraan pribadi. Membuat penurunan jumlah pengguna jasa driver ojol (ojek online) dan berakibat pada penurunan penghasilan ojek online. Hal ini membuat kehidupan mereka yang berprofesi sebagai driver ojol semakin sulit. Selain itu, anjuran yang diterapkan oleh pemerintah terkait work from home cukup berat untuk dilakukan oleh para driver ojol karena profesi mereka menuntut banyak bekerja di jalanan.
Salah seorang driver ojol (ojek online) yang sudah menjalani profesi ini selama 2 tahun, Renaldi Ramadhan menyampaikan uneg-unegnya akibat adanya pandemi corona saat ini.
"Munculnya virus corona ini membuat orang-orang menjadi paranoid (parno), banyak dari masyarakat yang jarang sekali menggunakan jasa ojek online untuk berpergian, hal ini membuat pemasukan saya sebagai ojek online berkurang, orderan semakin terbatas. Saya hanya bisa menerima orderan kirim makanan dan barang saja. Dengan pemasukan kotor hanya sekitar Rp. 70.000,00 -- Rp. 80.000,00 per hari dan jumlah tersebut mesti dibagi dengan isi bensin serta kehidupan sehari-hari. Jika keadaan ini tetap berlanjut hingga beberapa minggu kedepan / beberapa bulan kedepan, ojol mungkin tidak akan mati karena corona tapi mati karena keadaan ekonomi," kata Renaldi Ramadhan (19/12/2020)
Meskipun banyak tantangan dan resiko yang sangat besar Renaldi masih tetap menjalankan tugas mulianya, ia tetap mengikuti arahan dari kantor Grab, seperti mencuci tangan setelah mengantarkan pesanan, memakai masker, dan membawa hand sanitizer kemana pun dia pergi, terutama saat ia akan memberikan pesanan ke pelanggan.
Renaldi mengakui dirinya dan beberapa rekan sesama driver ojol sebenarnya takut untuk bekerja di luar rumah, namun ia tak punya pilihan lain.
"Ketika pilihannya adalah kemungkinan tertular Covid-19 dengan statistik lebih besar hanya mengalami gejala ringan dibanding kepastian kelaparan, maka tidak ada pilihan pada situasi seperti ini. Tanggung jawab sosial saya sebagai ojol adalah dengan tetap beroperasi menggunakan masker agar tidak menularkan ke orang lain," katanya.
Wabah virus corona ini telah membawa berbagai macam penderitaan kepada masyarakat Indonesia bahkan semua orang di dunia. Tidak hanya kehilangan anggota keluarga ataupun orang terpenting di dunia melainkan perekonomian Indonesia yang semakin merosot. Inilah yang dirasakan para driver ojol (Ojek Online) saat pandemi wabah covid-19 ini. Mereka kehilangan penumpang karena adanya sistem yang diterapkan oleh pemerintah. Mungkin dengan cara seperti ini kita dapat bersatu dan berjuang bersama bahwa kita bisa mengalahkan virus tersebut. Dan dapat beraktivitas kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H