Lihat ke Halaman Asli

Menanggapi Dampak Mahalnya Harga Cabai Rawit Merah

Diperbarui: 27 Juni 2021   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Cabai rawit merah dengan nama latin capsicum frutecents 'siling  labuyo' merupakan bumbu dapur yang sangat perting bagi masyarakat Indonesia. 

Biasanya cabai rawit merah ini diolah menjadi sambal ataupun cabai merah bubuk. Karena Indonesia indentik dengan masyarakat yang gemar akan cita rasa pedas pada makanan Bahkan sebagian masyarakat Indonesia merasa makanannya kurang lengkap saat tidak memakai sambal. 

Cabai merah biasanya dibudidayakan pada daerah dataran tinggi dan dataran rendah. Cabai juga termasuk sayuran yang meemiliki nilai jual yang tinggi, akhir akhir ini harga cabai melonjak sangat tinggi. 

Pada bulan Maret harga cabai mencapai Rp120.000 per kilogram. Harga tersebut menurun dari hari sebelumnya yang berkisar antara Rp130.000 sampai Rp140.000 per kilogramnya. N

aiknya harga cabai tersebut membuat masyarakat menjadi mengeluh, pasalnya masyarakat sangat bergantung akan bumbu dapur tersebut. Hampir setiap hari masyarakat menggunakan bumbu dapur tersebut. Pada saat survei pasar ada ibu ibu yang berpendapat bahwa : heran dengan harga cabai sekarang, tingginya hingga bisa menyamai harga daging perkilonya, siti (34).

Kenaikan harga cabai merah saat ini disebabkan oleh gagalnya panen pada bulan februari karena hampir 50-60 persen tanaman cabai rawit merah terserang oleh virus. 

Salah satu virus yang menyerang tanaman cabai merah ini sebelum panen ialah serangan lalat buah. Virus ini menyerang bagian dalam cabai, seperti tampak luar cabai terlihat baik baik saja namun didalam cabai tersebut sudah terjadi pembusukan. Biasanya penanganan petani terhadap hama lalat buah ini ialah membrongsong atau menutup tanaman agar tidak dihinggapi oleh lalat buah tersebut, namun cara tersebut tidaklah efektif membuat serangan hama lalat buah berhenti menyerang. 

Namun jika petani menggunakan penanganan  dengan insektisida selain dapat mencemari lingkungan insektisida sendiri dapat membahayakan para konsumen pasalnya bahan utama pestisida ialah bahan bahan kimia dan dapat berbahaya jika dikonsumsi atau masuk kedalam pencernaan manusia. Oleh sebab itu dibutuhkan penanganan yang tepat untuk menangani faktor tersebut.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi kenaikan harga cabai rawit merah yaitu minimkan pasokan cabai rawit, banyak petani yang memilih untuk menanam komotitas lain yang lebih menguntungkan dibandingkan cabai rait merah ini. 

Alasanya karena cabai rawit cukup beresiko untuk dibudidayakan karena diperlukan penanganan yang tlaten seperti pemilihan bibit yang unggul, cara penanaman yang tepat, serta pemberian pestisida yang teratur. Meskipun telah diberi pestisida yang teratur tak jarang juga cabai masih terserang virus yang dapat merusak panen sehingga panen menjadi gagal dan petani akan merugi. 

Faktor selanjutnya yang dapat memepengaruhi naiknya harga cabai merah ialah karena faktor cuaca, biasanya pada saat cuaca hujan suhu menjadi lembab yang membuat cabai rawit merah membusuk. Faktor tersebut membuat para petani enggan menanam cabai merah karena takut akan gagal panen dan malah merugi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline