Lihat ke Halaman Asli

Paradigma Pendidikan Seks Anak

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tak sedikit orang tua yang memaknai sex hanya sekedar bagaimana laki-laki dan perempuan bercumbu sambil bilang "Oh yes dan Oh no" ketika bergumul di ranjang. Atau hanya sebatas pikiran atas kenikmatan yang tak tergambarkan dengan kata-kata bagaimana puncak orgasme bersenggama itu dicapai dengan berbagai variasi gaya.

Maaf, saya tidak bemaksud menggiring pemikiran masuk dalam ranah pornografi, atau melewati batas kebiasaan mengolah bahasa tulisan untuk dikonsumsi umum sesuai dengan kepribadian orang timur ketika membaca anotasi diatas. Kalau merasa jengah lalu mengatakan terlalu vulgar dan tabu, maka sebenarnya disitulah letak batasan pemikiran kita yang sebenarnya.

Saya bermaksud mengungkap kembali sebuah paradigma, bahwa (memang) banyak orang tua yang masih malu dan menganggap tabu untuk berbicara tentang sex bahkan sesama orang dewasa. Bisa jadi itu karena keyakinan bahwasannya seks memang hal yang pribadi dan tidak perlu diumbar kepada khalayak. Hal ini tidak salah bila menyangkut dengan kegiatannya, tetapi tidak untuk esensi pendidikannya.

Pertanyaannya, bagaimana kita bisa memberikan pendidikan seks pada anak secara dini ketika pemikiran kita sebagai orang tua masih mengatakan bahwa sex itu tabu untuk dibicarakan?

Memberikan pendidikan seks kepada anak tidak mungkin sefulgar anotasi di atas. Anak mempunyai pemahaman yang berbeda sesuai dengan tingkatan pemikiran anak yang dipengaruhi oleh umur. Jadi kita perlu menggunakan cara-cara yang sederhana dan mudah dipahami.

Bagaimana Memulai ?

Kita perlu memahami terlebih dahulu bahwa sex mempunyai dua sisi pengertian yang saling berkaitan yakni menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan "alat kelamin" dan "hubungan kelamin" itu sendiri. Pendidikan seks untuk anak itu merujuk pada pengertian yang pertama yakni yang berhubungan dengan alat kelamin.

Terkait dengan tingkat umur anak, ada beberapa pendapat mengatakan bahwa pendidikan seks bagi anak baik dilakukan sejak anak umur 0 tahun, ada juga yang berpendapat sejak umur 3 tahun. Kedua-duanya sangat baik untuk menambah referensi kita sebagai orang tua.

Untuk menyederhanakan pemahaman, saya lebih cenderung membaginya dalam dua kelompok sebagai berikut :

a. Anak-anak umur dibawah 7 tahun

Secara alamiah anak dibawah 7 tahun sudah mengalami apa yang disebut dengan Excitement Genital (Rangsangan Genital). Walaupun kadarnya sangat berbeda dengan orang dewasa, proses perkembangan seks anak diusia ini dapat dilikat dari kebiasaannya yang sudah mulai memegang organ intimnya, suka bermain dokter-dokteran dan keinginan untuk melihat bagian tubuh teman bermainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline