Lihat ke Halaman Asli

Inggris Itu Passion!

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karena Inggris adalah impian, maka saya berteriak keras-keras "Inggris adalah gairah !"


....Ya, bukan hanya bagi saya, gairah bagi siapapun untuk menginjakkan kaki di tanah para raja tersebut. Selfie di banyak tempat terkenal, upload di sosmed, selesai. Begitu terpampang di wall sosmed, dijamin capek membalas komentar atau sekedar menghitung tanda jempolnya. Jangan diartikan sombong walau sedikit lebai. Toh, tidak semua orang punya kesempatan seperti itu, jadi wajar bukan ?

Anggap saja itu tebusan dari biaya yang mesti dikeluarkan. Coba bayangkan, sekedar menikmati jalanan di Inggris selama 5 hari 4 malam saja, harus menyiapkan duit minimal US$ 2.475. Kalau di kurs, dengan asumsi nilai rupiah Rp. 12.500, maka lebih dari 30 juta. Bila harus menabung dengan mengandalkan gaji, setelah dipotong fixed cost bulanan, maka harus sabar selama 60 bulan atau bahkan lebih. Jadi....

Hanya ada dua kemungkinan, dapat pinjaman karpet terbang dari Aladin, atau dapat gratisan. Itulah letak gairahnya !


Lalu dimana letak gairah itu ?

a. Menghitung Bunyi Big Ben

Kira-kira seberapa keras dentang Big Ben yang termashur itu. Menara jam terbesar kedua di dunia setelah "Royal Clock Tower" di Mekkah ini mengeluarkan dentang setiap 15 menit sekali dan terdengar hingga jarak 8 km. Pasti sangat menggairahkan mendengarkan langsung dentangnya dari bawah tower jam setinggi 96.3 meter yang dioperasikan mulai 1 juni 1859 ini.

Big Ben yang terletak di timur laut dari Rumah Parlemen di Westminster, London. Dibangun sebagai bagian dari rencana pembangunan istana baru oleh Charles Barry, setelah Istana Westminster hancur akibat kebakaran pada malam 22 Oktober 1834.

Gairah itu muncul untuk menghitung sendiri, sebenarnya, berapa kali dentangnya setiap 15 menit itu ? Bunyinya dong, dung atau dum ?


b. Merabai Kereta Sang Ratu

Pasti menarik melihat tentara-tentara berbaju merah dan bertopi seperti bulu-bulu yang melakukan pergantian jaga setiap pukul 11 siang di depan Istana Buchingham. Istana ini sebenarnya sebuah balai kota yang dibangun untuk Duke of Buckingham pada tahun 1703, kemudian diambil alih oleh George III pada tahun 1761. Istana Buchingham ini dipergunakan untuk peristiwa-peristiwa kenegaraan, tempat menyambut tamu negara, dan tempat kunjungan pariwisata.

Istana yang memiliki sekitar 600 kamar ini, sebagian bangunan masih digunakan oleh anggota keluarga kerajaan. Beberapa anggota staf kerajaan juga tinggal di sini. Di dalam istana ini, tersimpan sejumlah kereta yang ditarik kuda kerajaan. Salah satu keretanya digunakan oleh pasangan Pangeran Willian dan Kate yang baru saja melangsungkan janji pernikahan di gereja Westminster Abbey beberapa tahun lalu. Ah....

Gairah itu juga mengalir untuk menyentuh dan meraba langsung kereta sang ratu dan membuktikan sendiri apakah benar bendera kerajaan terangkat kalau sang ratu ada di berada di istana ini !


c. Membuntuti Si Ringgo

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline