Lihat ke Halaman Asli

Yuniandono Achmad

Dreams dan Dare (to) Die

Perlu Pemain Rangkap di XD

Diperbarui: 21 September 2022   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dari https://www.bola.com/ragam/4176091

MANTAN pemain bulutangkis Indonesia, Debby Susanto, akhir-akhir ini menyatakan kritikan atau pandangannya tentang sektor ganda campuran (XD = mixed doubles). Kalau Lilyana Natsir menyampaikannya sekitar sebulan yang lalu, maka ci' Debby sepekan yang lalu.

Menurut penilaian Debby, sektor ganda campuran Indonesia, terutama di Pelatnas PBSI saat ini sedang berada di masa transisi.

Pendapat Debby ini mirip dengan pernyataan coach Nova saat mengcounter kritikan Cik "Butet" Lilyana Natsir. Sang legenda bulutangkis Indonesia itu pernah menyampaikan kekesalannya atau geregetan dengan ganda campuran Indonesia yang minim prestasi. Hal itu disampaikannya pada media sekitar 1, 5 bulan yang lalu.

Liliyana Natsir mengatakan kalau dirinya cukup prihatin melihat regenerasi pemain di ganda campuran. Butet, yang bersama Tontowi Ahmad meraih emas Olimpiade Rio tahun 2016 menilai pemain yunior di Pelatnas saat ini kesulitan untuk berkembang.

Sedangkan Debby -mantan duet Praveen Jordan yang pernah merebut emas Sea Games 2015 dan All England itu- mengulas kembali bagaimana nomor ganda campuran selalu diandalkan untuk merengkuh gelar di masanya. Begitu senior ganda capuran setop, langsung transisinya ke junior-junior. Sementara si Yunior ini belum terlalu siap, belum stabil, dan prestasi masih naik turun.

Sepeninggal Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad, dan Debby Susanto, lalu sekarang Praveen/ Melati Daeva maka tidak ada lagi pasangan yang mampu mendobrak papan atas. Terlebih, Pelatnas PBSI Cipayung memutuskan untuk mencoret nama dua pasangan senior dari daftar penghuninya. Mereka adalah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja. Mereka terkena degradasi sejak awal 2022.

Praktis, ganda campuran di Pelatnas PBSI dihuni oleh para pemain muda, dengan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari sebagai andalan. Kemudian dua pasangan muda lainnya, Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, dan Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela.

Sayangnya, prestasi ketiga pasangan tersebut hingga akhir tahun ini masih belum memuaskan karena kesulitan untuk menyabet gelar.

Seperti kemarin di turnamen Jepang Terbuka 2022 para pebulutangkis Indonesia habis di babak perempat final. Tidak ada yang tersisa untuk melaju ke semifinal. Dua ganda putri, satu tunggal (putra/ putri) dan satu ganda putra telah luluh lantak di tangan lawannya dari ras kuning, dari Jepang -China -dan Korea. Walaupun sebenarnya kita akui perjalanan ke perempat final juga sudah cukup jauh melangkah, minimal mengalahkan 2 (dua) pesaing lain di babak 32 dan 16 besar. Bahkan itu juga dari Tiongkok -pun tuan rumah Jepang.

Sebelum itu, pemain ganda campuran telah habis terlebih dahulu.

Tepatnya di babak perdelapan final. Rinov Rivaldi/ Pitha Mentari kalah melawan peraih emas olimpiade 2020 asal Tiongkok, Wang Yil Yu/ Huang Dongping dengan 2 (dua) set langsung. Sementara pasangan Rehan Naufal Tri Kusharjanto/ Lisa Ayu Kusumawati kalah di babak awal -melawan pemain gaek Malaysia, Goh Soon Huat/ Shevon Jemie Lai. Kalah tipis sebenarnya, karena melalui pertarungan tiga set. Kekalahan di babak awal ini merupakan penurunan dibanding sepekan sebelumnya, masih di arena yang sama -Maruzen Intec Arena Osaka- yaitu BWF World Championship Tournament. Di kejuaraan dunia tersebut Rehan/ Lisa mampu lolos ke babak 16 besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline