Lihat ke Halaman Asli

Anak Indonesia, Umur 4 Tahun Pertama Kali Main Drums di Panggung Amerika, Kecil-kecil Cabe Rawit

Diperbarui: 20 Juni 2024   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi


Anak Indonesia ini bernama Samantha, dia berumur 4 tahun, Ini menjadi hal yang membuat kami sebagai orangtua bangga sekaligus shocked dan terkejut karena Samantha yang baru 1 bulan saya daftarkan Les Drum, (1 x seminggu selama 30 menit), Samantha lolos tes untuk tampil single drums di panggung.

Menurut peraturan,  usia yang baik untuk main drum dan usia yang diharuskan adalah di atas umur 8 (delapan ) tahun.  Jadi ini benar-benar di luar ekspektasi kami sebagai orangtua karena Samantha Putri kami baru 1 bulan daftar dan Samantha lolos tes untuk tampil di panggung. 

Berawal dari kesukaannya  memukul alat-alat dapur dan membunyikan alat-alat dapur tersebut dengan spatula atau garpu. Lalu Kami memutuskan untuk memasukkan Samantha untuk les drum pada usia 4 (empat) tahun. Pada saat itu banyak penolakan dikarenakan masih terlalu muda dan untuk usia main drums harus di atas usia 8 tahun. 

Pada saat usia Samantha 2 tahun, dia sangat aktif sekali, Maka Kami sebagai orangtua berusaha mengeksplore kegiatan apa yang Samantha sukai. Sebelumnya pada umur 2 - 3 Tahun, Samantha adalah anak yang sangat pemalu, bahkan enggan bertemu orang yang tidak di kenal, lalu untuk meningkatkan kepercayaan dirinya supaya tidak menjadi anak yang pemalu, kami daftarkan Samantha ke sekolah akademik Pre-K ( Pre- Kindergarden ) pada saat Samantha umur 3 (tiga) tahun. Pada waktu itu Samantha masih menangis ketika berangkat ke sekolah, tetapi lama kelamaan, dia terbiasa bahkan suka sekali ke berangkat ke sekolah.

Kami daftarkan banyak kegiatan setelah pulang sekolah dengan tujuan supaya Samantha bisa mengekplorasi bakat dan kemampuan yang terpendam yang dia miliki. Karena kami sebagai orangtua, ingin anak fokus pada talent yang anak miliki supaya bisa menyekolahkan anak sesuai dengan talent yang anak miliki dan sekolah yang tepat untuk anak. 

Pertanyaan yang dilontarkan beberapa teman kami, Mengapa kami fokus pada talent, bukan akademik ? Ini pertanyaan yang sangat bagus dan ini jawaban dari kami:

" Yang terpenting bagi kami adalah rasa tertarik anak untuk sekolah atau memberi kesempatan anak melakukan sesuatu yang anak sukai  selama positif dan tidak berdasarkan tuntutan sosial atau orangtua ".

Selain itu Konsistensi dalam mengeksplore Bakat Anak, Ini penting sekali bagi orangtua untuk mendorong anak dan mensupport anak dalam keadaan apapun. Bagaimana cara men-support anak untuk meneruskan Bakat atau talent yang anak meiliki:

1) Dilihat dari Kesukaan Anak , ditanya kegiatan yang paling anak suka di sekolah, dirumah atau di lingkungan bermain. Apa anak suka Olahraga (sport), musik, memasak, gymnastic, Menari (dance), atau akademic seperti berbicara 2 bahasa, matematika, fisika, dll.

2) Apabila Anda mengetahui kegiatan yang Anak Anda sukai, explore kegiatan anak dengan bermain bersama, misal anak suka main bola, ajaklah anak main bola di saat libur bekerja, apabila anak semangat dan tertarik, tetaplah konsisten ajak anak di saat Anda ada waktu luang.

3) Daftar kegiatan sesuai talent anak setelah jam sekolah selesai.  (after school class ). Hal ini penting juga, karena butuh guru atau profesional khusus yang mengerti di bidangnya untuk mengajar anak sesuai kemampuannya. Karena pada dasarnya Anak akan mengikuti atau mendengarkan Guru/Pendidik dalam mengajarkan dibanding mendengarkan orangtua dalam mengajarkan kegiatan yang sesuai bakat anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline