Lihat ke Halaman Asli

Yuni Retnowati

Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Cerpen | Pahat Prabangkara dan Seni Ukir Jepara

Diperbarui: 20 April 2020   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : badanbahasa. kemendikbud.go.id

Prabangkara adalah seorang pelukis dan pemahat yang hidup pada masa pemerintahan Prabu Brawijaya di Kerajaan Majapahit. Lukisannya menjadi koleksi para petinggi kerajaan pada masa itu. 

Banyak yang memuji karyanya. Tidak mengherankan jika hampir semua petinggi kerajaan pernah minta dilukis olehnya. Hasil  lukisannya menghiasi ruang utama rumah para petinggi kerajaan. Mereka dengan bangga memamerkan lukisan dirinya kepada para tamu yang kebetulan berkunjung ke rumah.

Hasil pahatan Prabangkara juga mengundang decak kagum siapa saja yang melihatnya.  Dia mengukir  singgasana raja dengan motif campuran daun , buah dan bunga.  Meja, lemari dan tempat tidur di istana pun tak luput dari sentuhan tangannya yang menghasilkan motif ukiran khas Majapahit. 

Hiasan daun yang melengkung dipadukan dengan bentuk buah maupun bunga yang cembung dan cekung menjadi karya seni yang indah. Tidak hanya dikagumi ketika melihatnya tetapi juga ketika meraba permukaan kayu yang sudah diukir oleh Prabangkara. Perlu ketrampilan khusus dan ketelatenan yang tinggi dalam menggunakan pahat berbagai ukuran untuk menghasilkan ukiran kayu pada perabotan rumah.

Keahlian Prabangkara ini menjadikannya terkenal di  seluruh penjuru kerajaan Majapahit. Beberapa anak muda tertarik belajar melukis dan mengukir darinya. 

Mereka bergantian datang untuk belajar secara langsung dengan melihat dari dekat bagaimana Prabangkara menghasilkan karya seni yang indah. Bahkan  beberapa di antaranya memohon  agar diijinkan menjadi muridnya.

 Sayangnya Prabangkara tidak  punya banyak waktu untuk mengajari mereka. Banyak pesanan lukisan yang harus segera diselesaikan. Dia sudah dibayar mahal untuk pekerjaan itu.

            " Tolong ajari kami mengukir kayu !" pinta  beberapa lelaki muda yang sering datang ke rumahnya. Mereka mengagumi motif ukiran pada semua perabotan di  rumah Prabangkara. Tidak jemu-jemunya melihat Prabangkara dengan lincah memahat permukaan kayu sehingga menjadi penuh motif. Seperti memindahkan lukisan dari kertas ke atas permukaan kayu.

            "Datanglah setiap Minggu sore. Aku akan mengajari kalian mengukir ," janjinya kepada mereka. Maka mereka pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Rajin dan tekun belajar agar menguasai ketrampilan mengukir seperti Prabangkara. Yang lebih menyenangkan, Prabangkara mengajari secara gratis. Tidak dipungut biaya sepeser pun. Meskipun hal ini tidak disukai istrinya.

            "Mestinya kau minta bayaran dari mereka," omel sang istri. "Mereka bisa menghasilkan uang  dari mengukir. Malah bisa lebih banyak dari penghasilanmu."

Prabangkara tidak menanggapi omelan istrinya. Dia sama sekali tidak  merasa khawatir jika  nanti  penghasilannya berkurang setelah para pemuda itu menguasai ketrampilan mengukir kayu. Mereka butuh waktu lama untuk bisa menyaingi keahliannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline