Social Awareness atau kesadaran sosial adalah kemampuan untuk melihat dan berempati dengan orang lain, termasuk orang-orang dari latar belakang dan budaya yang berbeda.
Social Awareness atau kesadaran sosial adalah cara individu untuk menganalisis, mengingat, dan menggunakan informasi tentang peristiwa dan peristiwa sosial untuk membuat mereka lebih peka terhadap peristiwa di sekitar mereka.
Social Awareness atau kesadaran sosial digambarkan sebagai kondisi di mana seorang individu memiliki kemampuan berempati yang tinggi. Hal ini memungkinkan individu untuk mengambil sinyal sosial implisit yang dibutuhkan orang lain.
Kesadaran sosial memungkinkan individu untuk lebih menerima perspektif orang lain, menjadi lebih sensitif terhadap emosi mereka, dan lebih mendengarkan dan menerima pendapat mereka.
Kesadaran sosial perlu ditanamkan pada diri kita masing-masing dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya dapat diupayakan dengan membangun kesadaran sosial dengan menumbuhkan empati terhadap sesama. Social Awareness atau kesadaran sosial merupakan upaya yang dapat dicapai melalui proses interaksi dan didukung oleh pendidikan.
Bentuk Social Awareness atau kesadaran sosial seseorang dapat dipengaruhi oleh tiga hal yaitu kognisi, tujuan, dan motivasi.
1. Sheldon (1996) menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kebiasaan atau gaya tersendiri dalam mengamati informasi dari lingkungan sosialnya. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kognitif setiap individu berbeda dan dapat mempengaruhi kesadaran sosialnya dalam interaksi sosial (Emmons, 1989).
2.Franzoi, Davis dan Markweise (1990) menambahkan bahwa Social Awareness atau kesadaran sosial dapat dipengaruhi oleh tujuan dan motivasi. Tujuan dan motivasi ini mencerminkan informasi sosial yang dibutuhkan seseorang. Misalnya, orang yang sering berdiri di posisi orang lain untuk memahami apa yang mereka rasakan cenderung melakukannya karena kebutuhan mereka yang tinggi akan keakraban
3. Lebih lanjut, Sheldon (1996) menemukan bahwa mengenali lingkungan sosial seseorang diperlukan untuk membangun jembatan antara diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan sosial, berdasarkan apa yang mempengaruhi kognisi sosial, yang menyatakan membantu mengumpulkan informasi yang relevan.
Dimensi Kesadaran Sosial (Social Awareness) Sheldon (1996) menjelaskan bahwa kesadaran sosial memiliki tiga dimensi, yaitu tacit awareness (perspektif diri sendiri dan perspektif orang lain),focal awareness (diri sendiri sebagai objek dan orang lain sebagai objek) dan awareness content (penampilan yang dapat diobservasi dan pengalaman yang tidak dapat diobservasi).
- Tacit awareness dapat didefinisikan sebagai sudut pandang seseorang atau "dari kedua sisi". Pengetahuan tacit dapat dibagi menjadi dua bagian: perspektif diri sendiri dan perspektif orang lain.
- Focal awareness dapat diartikan sebagai objek evaluasi atau "apa yang dilihatnya". Pengenalan fokus dapat dibagi menjadi dua bagian. Artinya, mendefinisikan diri Anda sebagai objek dan bagian lain sebagai objek.
- Awareness content atau yang disebut di bawah ini sebagai dimensi isi, dibagi menjadi dua bagian: penampakan yang dapat diamati dan pengalaman yang tidak dapat diamati, pengalaman pribadi yang tidak dapat diamati oleh orang lain, yaitu milik sendiri. dan perasaan.